RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Kabupaten Lebong sepanjang tahun 2025 tercatat masih cukup tinggi.
Data dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lebong menunjukkan terdapat 12 kasus kecelakaan terjadi di wilayah hukum setempat.
Dari jumlah tersebut, 6 korban meninggal dunia (MD), 7 orang mengalami luka berat (LB), dan 12 lainnya luka ringan (LR).
Kapolres Lebong, AKBP Agoeng Ramadhani SH SIK, melalui Kasat Lantas IPTU Hendra Wijaya SH MH, menyebutkan sebagian besar kasus sudah diproses.
BACA JUGA:Waspada! Modus Baru Penipuan Aktivasi IKD
"Dari total 12 kasus, delapan sudah selesai penanganan, sementara empat kasus lainnya masih berjalan," jelasnya, Selasa (16/9).
Jika dibandingkan dengan data tahun 2024, jumlah kecelakaan pada 2025 memang tidak menunjukkan lonjakan signifikan, namun angka tersebut tetap menjadi perhatian serius. Hal ini mengingat korban jiwa yang ditimbulkan masih cukup tinggi dan mayoritas berasal dari kalangan remaja.
"Untuk di wilayah Kabupaten Lebong, kasus lakalantas sepanjang 2025 cukup tinggi meskipun selisihnya kecil dibanding tahun sebelumnya," tambah Hendra.
Satlantas Polres Lebong mengungkapkan bahwa sebagian besar korban kecelakaan adalah remaja dan pelajar. Faktor penyebab utamanya adalah kurangnya kesadaran dalam mengukur kecepatan, serta kebiasaan orang tua yang memberikan kendaraan bermotor kepada anak yang belum cukup umur.
"Orang tua seharusnya tidak membiarkan anak yang belum memiliki SIM mengendarai kendaraan. Mayoritas korban adalah mereka yang tidak memenuhi syarat berkendara," tegas Hendra.
Selain faktor usia dan pengalaman, kelalaian pengendara dalam menggunakan perlengkapan keselamatan juga masih menjadi masalah. Banyak remaja yang tidak mengenakan helm standar SNI serta mengabaikan rambu lalu lintas. Situasi ini semakin memperbesar risiko kecelakaan fatal di jalan raya.
Untuk menekan angka kecelakaan, Satlantas Polres Lebong gencar melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah serta memberikan imbauan kepada masyarakat. Hendra menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk peran orang tua, guru, dan pemerintah desa dalam mengedukasi generasi muda agar lebih bijak di jalan.
"Gunakan helm SNI, patuhi aturan, dan hindari memberikan kendaraan kepada anak di bawah umur," tutup Hendra.