RADARLEBONG.RADARLEBONG.ID - Bisnis yang bergerak di bidang makanan dan minuman akan tetap memiliki prospek cerah.
Agar usaha yang dijalankan cepat meningkat, maka tidak sedikit pelaku usaha yang mengembangkan bisnisnya dengan skema kemitraan atau waralaba.
Salah satu pengusaha yang sukses mengembangkan bisnis waralaba makanan dan minuman adalah Bedi Zubaedi yang memulai dengan bisnis makanan siap saji di bawah bendera usaha Quick Chicken pada tahun 2000.
Menurut Bedi yang sempat bekerja di sejumlah jaringan waralaba restoran siap saji internasional ini, pada awalnya dia memberanikan diri membuka restoran siap saji dengan modal awal Rp110 juta.
BACA JUGA: Coba Berbisnis di Rumah Aja lewat Bercocok Tanam Hidroponik
Modal itu digunakannya untuk peralatan, bahan baku, dan sewa tempat.
Saat awal memulai bisnis, Bedi tidak langsung mendapatkan keuntungan, terlebih lagi saat itu dirinya membuka usaha di daerah, dan belum banyak masyarakat yang tahu.
Untuk itulah, dia selalu menanyakan testimoni kepada konsumen yang membeli sehingga bisa menjadi masukan baginya.
Setelah usahanya berjalan 6 bulan, rupanya Quick Chicken makin digemari masyarakat sehingga dia berani untuk membuka cabang di pusat perbelanjaan lokal yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga dalam setahun Bedi bisa membuka 20 cabang Quick Chicken.
Modalnya didapatkannya dari menjual aset. Setelah brand yang dibangun sudah benar-benar kuat dan makin dikenal masyarakat, Bedi kemudian memutuskan untuk mengembangkannya melalui sistem waralaba atau franchise pada 2008.
Selain memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin mencicipi keuntungan bisnis tersebut, dia juga melihat bahwa waralaba menjadi salah satu cara untuk mempercepat perkembangan usaha.
Kuliner yang dikembangkannya mulai dari menu-menu luar negeri seperti Huma Ribs Steak and Shake merupakan restoran steak dengan harga kaki lima, selanjutnya Nomi-Nomi Delight yang menawarkan berbagai menu khas Ramen Udon yang saat ini juga sedang tren di kalangan milenial.
Bisnis kuliner yang dapat dikembangkan pun tidak hanya terbatas pada menu-menu makanan internasional saja, bahkan makanan tradisional seperti gudeg, krecek, ayam goreng kampung, itu pun akan tetap bisa berkembang.