NTB.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mengatakan, kampus-kampus harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi nyata bagi permasalahan masyarakat.
Menurutnya, program Kampus Berdampak merupakan salah satu implementasi dari gagasan kolaborasi tersebut.
Secara garis besar, program itu mendorong kampus untuk bersikap lebih adaptif dan fungsional, terutama dalam menyelenggarakan tridarma perguruan tinggi.
“Jika di Universitas Mataram ada Fakultas Kedokteran, maka bisa membantu mengurangi stunting di lingkungannya," kata Fauzan dalam pertemuan dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) serta rektor berbagai kampus di Lombok, Jumat (18/4/2025).
Wamen Fauzan menilai, bila ada banyak kampus di Lombok, maka pengangguran harus bisa ditekan.
Menurutnya, kampus harus hadir sebagai problem solver dan mendukung pembangunan daerah.
Selain itu, Wamen Fauzan juga memberi masukan agar kampus tidak bersifat eksklusif, terutama dalam hal riset.
Dia menyatakan, aksesibilitas perguruan tinggi harus dibuka lebih lebar, karena kampus merupakan bagian dari entitas sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat.
Apabila kampus mendukung penyelesaian masalah warga, akselerasi dan ketercapaian pembangunan nasional dapat direalisasikan.
“Era ini adalah era kolaborasi. Kampus harus berkontribusi dan bersinergi dengan Pemda untuk menyelesaikan persoalan-persoalan daerah,” ujarnya.
Wamen Fauzan menjelaskan, kolaborasi antara kampus dengan pemerintah daerah telah mulai dijalankan dengan baik di NTB. Wamen mendorong pemanfaatan potensi kampus dalam riset dan pengidentifikasian masalah untuk membantu program-program Pemda.
Dia yakin, kampus dan Pemda selama ini terkadang menjalankan fungsinya sebagai 'penerjemah' regulasi.
Dengan munculnya berbagai tantangan baru masa kini, diperlukan inovasi dari kedua pihak untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan efektif dan efisien.
Wamen berharap inovasi itu dapat berdampak baik, tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga untuk mahasiswa dan tenaga kependidikan di kampus.
“Kata kuncinya adalah kolaborasi. Dalam kampus pasti berkembang empati dan simpati sosial. Harapannya, dari situlah kampus bisa memiliki dampak,” tutup Wamen Fauzan. (jp)