RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Libur panjang Lebaran kerap mengubah ritme tidur, membuat banyak orang tidur larut dan bangun lebih siang dari biasanya.
Saat waktu kembali ke rutinitas kerja atau sekolah tiba, tak sedikit yang kesulitan menyesuaikan diri.
Dokter spesialis tidur, dr. Andreas Prasadja, RPSGT, menegaskan pentingnya mengembalikan pola tidur secara bertahap menjelang akhir masa libur.
"Pemulihan pola tidur sebaiknya dilakukan perlahan dan santai. Jangan terlalu dipaksakan karena bisa menimbulkan stres dan malah susah tidur," ujar dokter dari Klinik Gangguan Tidur Mitra Keluarga Kemayoran.
BACA JUGA:iOS 18.4 Hadirkan Fitur Pemberitahuan Prioritas Berbasis AI Bagi Pengguna iPhone
Ia mencontohkan, jika biasanya tidur pukul 21.00 namun selama Ramadhan bergeser ke pukul 22.00, maka bisa dikembalikan secara perlahan setiap harinya.
Menurutnya, proses ini mirip seperti jet lag: satu jam perbedaan membutuhkan waktu satu hari untuk menyesuaikan kembali.
Selain itu, Andreas mengingatkan untuk menghindari kafein di sore dan malam hari agar tubuh bisa lebih cepat beradaptasi dengan jadwal tidur yang baru.
Psikolog klinis Kasandra A. Putranto menambahkan bahwa kebiasaan tidur saat liburan memang cenderung berubah drastis.
“Tidur larut dan bangun siang selama libur bisa mengganggu ritme sirkadian tubuh, dan butuh waktu agar tubuh serta pikiran siap kembali ke rutinitas normal,” ujarnya.
Kasandra menyarankan agar masyarakat mulai menetapkan jadwal tidur yang konsisten, termasuk di akhir pekan.
Ia juga menyarankan untuk menciptakan suasana kamar yang mendukung kualitas tidur, seperti pencahayaan minim, suhu sejuk, dan suasana tenang.
“Jika stres jadi penghalang tidur, meditasi atau yoga ringan sebelum tidur bisa sangat membantu menenangkan pikiran,” tutupnya.
Dengan penyesuaian bertahap dan lingkungan tidur yang nyaman, tubuh akan kembali pada ritme normal tanpa perlu drama insomnia setelah libur panjang.