RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dalam konteks pengasuhan anak di era digital, orang tua harus memiliki strategi membimbing anak agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak.
Untuk melindungi anak dari dampak negatif seperti kecanduan gawai, eksploitasi online dan paparan konten yang tidak sesuai.
Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, pola asuh yang baik dalam keluarga berpengaruh besar dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan dan perlindungan.
BACA JUGA: HP Terbaru 2025 iQOO Z9 Turbo Versi Baterai Lebih Tahan Lama
Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk mendapatkan bimbingan perkawinan agar memiliki pemahaman yang baik tentang pola asuh.
Menteri PPPA mengatakan, pengasuhan anak menjadi tanggung jawab utama ayah dan ibu.
Terkait hal ini, data Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat, sekitar 20 persen anak Indonesia mengalami kekurangan perhatian dari ayahnya.
Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu.
Ayah memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka di masa depan.
Menteri PPPA menyebut, stereotipe berbasis gender dalam pengasuhan perlu dihilangkan.
Yakni pandangan umum atau prakonsepsi tentang karakteristik atau peran yang seharusnya dimiliki oleh laki-laki dan perempuan.
Misalnya dengan mengajarkan anak laki-laki dan perempuan untuk berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tanpa membedakan jenis kelamin.
Sebagai upaya mendukung peran ayah dalam pengasuhan anak, beberapa daerah telah menginisiasi gerakan ayah.
Di mana, para ayah diwajibkan untuk lebih aktif dalam mengasuh anak.