BENGKULUUTARA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bengkulu Utara terus berupaya mengurangi angka pengangguran terbuka melalui berbagai program strategis, salah satunya dengan menggelar Job Fair.
Pada akhir tahun 2024 lalu, kegiatan ini berhasil menjaring banyak tenaga kerja baru yang kemudian disalurkan ke berbagai perusahaan.
Kepala Disnakertrans Bengkulu Utara, Sutrino, mengungkapkan bahwa angka pengangguran terbuka di wilayah tersebut saat ini mencapai 10 ribu orang atau sekitar 3,3 persen dari total populasi Bengkulu Utara yang berjumlah 304.720 jiwa.
“Angka pengangguran terbuka terus menurun. Oleh karena itu, tahun ini kami akan kembali mengadakan Job Fair untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja, khususnya warga lokal Bengkulu Utara,” jelas Sutrino.
Baca Juga: Bapenda Bengkulu Utara Verifikasi Pajak Dana Desa, Desa Diminta Segera Penuhi Kewajiban
Pertumbuhan investasi di Bengkulu Utara menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Penanaman modal swasta, terutama di sektor pertambangan dan perkebunan, terus meningkat.
“Kami berharap sektor pertambangan dan perkebunan ini mampu menyerap tenaga kerja lokal, terutama untuk bidang kerja yang tidak memerlukan keterampilan khusus,” tambahnya.
Sutrino menegaskan, pemerintah daerah menetapkan syarat bagi investor agar memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam setiap proyeknya. Hal ini diharapkan mampu menekan angka pengangguran di daerah tersebut.
Selain itu, Disnakertrans juga aktif menerbitkan surat pencari kerja sebagai data resmi bagi warga yang sedang mencari pekerjaan.
Hingga kini, sebanyak 515 lembar surat telah diterbitkan sesuai dengan permohonan masyarakat.
“Surat ini menjadi data resmi kami. Jika ada perusahaan membutuhkan tenaga kerja, kami dapat langsung menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan sesuai kriteria yang dibutuhkan,” jelasnya.
Tidak hanya untuk pasar kerja lokal, Disnakertrans Bengkulu Utara juga memfasilitasi warga yang berminat bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Setiap tahun, lebih dari 50 warga Bengkulu Utara diberangkatkan bekerja ke luar negeri melalui jalur resmi.
“Kami melihat minat masyarakat untuk menjadi PMI terus meningkat. Untuk itu, kami menjalin kerja sama dengan penyalur tenaga kerja resmi dan menyediakan program pelatihan agar calon PMI memiliki bekal yang cukup,” ujar Sutrino.
Ia juga menekankan pentingnya menghindari penyalur tenaga kerja ilegal yang kerap merugikan masyarakat. “Kami tidak ingin warga Bengkulu Utara menjadi korban penipuan oleh agen tidak resmi. Semua proses harus dilakukan secara legal untuk melindungi mereka,” pungkasnya.