RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Musim penghujan membawa berkah bagi penjual lemea di daerah ini. Lenda (50), salah satu pembuat lemea, menjelaskan bahwa bahan baku utama untuk pembuatan lemea, yaitu rebung, lebih mudah ditemukan pada musim hujan karena tunas bambu muda tumbuh subur.
Hal ini berbeda dengan musim kemarau, di mana rebung sulit dicari.
"Musim penghujan ini, rebung mudah ditemukan karena banyak tunas baru yang tumbuh. Ini membuat stok lemea di rumah saya sangat banyak," ujar Lenda kepada Radar Lebong.
Baca Juga: Persediaan Gas LPG 3 Kg di Lebong Tetap Aman
Lenda menambahkan, meskipun bahan baku mudah didapat, ia tetap harus hati-hati dalam produksi lemea, karena jika terlalu banyak, lemea yang dibuat bisa rusak.
Namun, di sisi lain, Lenda juga mengungkapkan bahwa meskipun bahan baku melimpah, penjualannya justru menurun.
"Penjualan kami menurun, terutama pada hari-hari biasa. Biasanya, lemea ukuran kecil dijual seharga Rp 15 ribu per toples, dan yang besar Rp 20 ribu," tambahnya.