RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dalam sebulan terakhir, wilayah Kursk di Rusia telah menjadi pusat pertempuran sengit antara Ukraina dan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa selama operasi militer yang dilancarkan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), Rusia kehilangan sekitar 6.000 tentara, baik yang tewas maupun terluka.
Operasi ini bertujuan untuk menciptakan "zona penyangga" yang diharapkan dapat mengurangi serangan Rusia dan memaksa Moskow untuk terlibat dalam negosiasi.
Zelensky mengungkapkan bahwa strategi ini juga dirancang untuk mengalihkan fokus tentara Rusia dari tindakan ofensif di Ukraina timur, terutama di wilayah Donetsk.
Sebagai respons, Rusia telah mengerahkan 60.000 tentara ke Kursk, yang mengakibatkan melemahnya kekuatan mereka di front lainnya.
Pertempuran di wilayah tersebut telah terjadi secara intensif, dengan kedua belah pihak melaporkan kerugian yang signifikan.
BACA JUGA:Website e-Materai Eror, Pendaftaran CPNS Diperpanjang Hingga 10 September
BACA JUGA:Antisipasi Kriminalitas, Polisi Amankan 5 Motor Tanpa Surat
Pihak Rusia bahkan mengklaim bahwa lebih dari 1.000 tentara Ukraina telah melintasi perbatasan Rusia dengan dukungan tank dan kendaraan lapis baja.
Zelensky juga mengungkapkan rencana kemenangan yang akan dipresentasikan kepada Presiden AS Joe Biden bulan depan, yang mencakup strategi Ukraina untuk mencapai kemenangan dan mengakhiri konflik.
Ukraina berencana untuk secara permanen menguasai wilayah yang telah mereka rebut dari Rusia, yang mencakup hampir 500 mil persegi dan 100 pemukiman.
Dampak dari operasi ini termasuk terciptanya zona penyangga di wilayah Rusia yang dapat mempengaruhi negosiasi damai di masa depan.
Selain itu, ofensif di Kursk bisa mendorong Rusia untuk mempertimbangkan mobilisasi yang lebih luas, mungkin dengan pengumuman draft baru menjelang akhir tahun ini.
Situasi di Kursk tetap kompleks dengan dampak strategis yang signifikan bagi konflik yang lebih luas.