Islam di Rusia: Membangun Peradaban dalam Raksasa Eurasia

Sebanyak 250.000 Muslim sholat Idul Adha di Masjid Agung Moskow, Agustus 2018.-foto: net-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - HALAMAN Masjid Kul Syarif di jantung kota Kazan, Rusia, mulai ramai. Suara azan berkumandang, warga pun bersiap melaksanakan salat. Meski udara Kazan cukup dingin, tidak menyurutkan niat mereka untuk datang ke masjid.
Kota Kazan adalah salah satu kota di Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Kazan berdiri pada tahun 1005, usianya lebih tua dibandingkan ibu kota Rusia, Moskow.
Kota ini juga merupakan pusat kebudayaan Tatar kuno, salah satu budaya di Rusia yang sangat kental dengan nilai-nilai Islam.
Tidak heran, di berbagai sudut kota Kazan, kita bisa menemukan masjid berdiri berdampingan dengan gereja katedral. Salah satu masjid yang paling ikonik adalah Masjid Kul Syarif.
Masjid ini awalnya dibangun pada abad ke-16 dan dinamai berdasarkan nama Kul Syarif, seorang pahlawan Tatar. Setelah hancur pada tahun 1552, Masjid Kul Syarif dibangun kembali mulai tahun 1996 dan selesai pada tahun 2005.
Karena nilai sejarah dan keindahan arsitekturnya, Masjid Kul Syarif menjadi salah satu situs warisan budaya UNESCO.
Ilfar Hazrat Hasanov, Imam Masjid Kul Syarif. Ia mengatakan, “Di Kazan, saya tidak pernah mendengar kasus intoleransi.” Ketika ditanya mengapa Kazan bisa menjadi kota dengan populasi Muslim terbesar di Rusia, Hasanov menjelaskan bahwa sejarah panjang telah membentuk kerukunan ini.
“Sejak sebelum tahun 922, sudah ada negara Volga Bulgaria di wilayah ini, dan penduduknya telah memeluk Islam Sunni bermazhab Hanafi,” ujar Hasanov kepada SCTV.
“Meskipun masa komunisme Soviet pernah menekan kehidupan beragama, umat Muslim Tatar berhasil menjaga dan mempertahankan iman Islam mereka,” ujar dia.
Di Republik Tatarstan, termasuk Kazan, sekitar 130 etnis hidup berdampingan. Mayoritas penduduk adalah Muslim Tatar dan Kristen Ortodoks Rusia.
“Kehidupan kami bukan sekadar toleransi. Toleransi berarti bertahan satu sama lain, tapi di sini kami saling menghormati dan bersahabat. Itu kekayaan terbesar kami,” tegas Hasanov.
Hasanov memberi contoh konkret hubungan harmonis antaragama. Ia menceritakan tentang mertua perempuannya, seorang Muslimah taat, yang bersahabat erat dengan tetangganya, seorang Kristen Ortodoks.
“Mereka berteman lebih dari 40 tahun. Saat mertua saya kehilangan suaminya, para tetangga Kristen membantu merawat kebunnya. Mereka bahkan selalu menyediakan daging halal untuk kami saat mengadakan acara,” tuturnya.
Ia juga menyoroti bagaimana pembangunan masjid dan gereja di Kazan sering dilakukan berdampingan: “Jika di suatu tempat dibangun gereja, maka di seberang jalan akan dibangun masjid, dan begitu pula sebaliknya.”