Cuaca Panas, Tanaman Cabai Petani Terserang Penyakit

Cabai: Terlihat kebun cabai milik petani di wilayah Lebong Tengah.-(carles/rl)-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Cuaca panas yang sudah berlangsung hampir satu bulan lamanya, membuat tanaman cabai petani di Kabupaten Lebong mengering hingga menyebabkan buah cabai membusuk.

Kondisi ini, tidak hanya sekedar membuat petani mengalami kerugian saja, melainkan juga membuat harga jual cabai turun lantaran hasil panen tidak sempurna. 

Oprizen (35), salah satu petani cabai di kecamatan Lebong Sakti mengaku tanaman cabai miliknya banyak mengering, akabit dilanda musim panas yang sudah terjadi satu bulan terakhir. 

Baca Juga: Kecamatan Sudah Usulkan Perpanjangan SK Anggota BPD

"Selain membuat kita merugi karena tanaman cabai mengering dan buah membusuk. Saat ini harga cabai juga turun dari harga Rp 70 ribu turun menjadi Rp 40 ribu rupiah per kilogram," kata Oprizen kepada Radar Lebong kemarin. 

Lebih lanjut, Ia menyampaikan cuaca panas membuat pertumbuhan tanaman cabai menjadi  lambat, daun rusak dan buah cabai rontok dan membusuk.

Kondisi ini juga di perparah dengan harga jual yang sudah turun drastis. 

"Tanah kering sepanjang hari membuat tanaman cabai mudah terserang virus antraknosa. Virus itu membuat buah cepat membusuk, daun keriting dan terserang ulat. Seperti tanaman cabai milik saya, panen cuma sekitar 30 kilo normal, sedangkan yang busuknya mencapai ratusan kilo," jelasnya. 

Untuk menghindari kerugian lebih besar, sambungnya, petani terpaksa panen lebih awal.

Namun sayang harga jual cabai yang sudah turun membuat petani hanya bisa mendapat keuntungan yang sedikit saja. 

"Harapan kami pemerintah turun tangan untuk memperkecil kerugian. Salah satunya dengan mendampingi petani melakukan upaya pencegahan serangan hama agar petani bisa berhasil panen," pungkasnya. (*)

Tag
Share