6 Negara Ini Bangkrut Gara-gara Utang

--

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kegagalan membayar utang bisa menjadi salah satu alasan sebuah negara mengalami kebangkrutan. Ada banyak negara yang memiliki utang dan tak mampu membayar utang mereka. Akibatnya, kondisi perekonomian mereka ambruk dan negara bangkrut.

Melansir dari The Business Standard, Sabtu (29/6/2024) dilansir dari detik.com, berikut merupakan daftar negara yang mengalami kebangkrutan karena gagal membayar utang negara.

1. Islandia

Negara Islandia bangkrut pada tahun 2008 dengan jumlah utang sebesar US$ 85 miliar atau sekitar Rp 1.393 triliun (kurs Rp 16.393).

Utang ini dinilai setara dengan 10 kali PDB Islandia. Tiga bank terbesar di Islandia bangkrut dan ekonomi negara tersebut menyusut 10% selama dua tahun.

Baca Juga: Siap-siap Barang Impor dari China Bisa Dikenakan Pajak hingga 200%

Menariknya, Islandia telah melakukan pemulihan sejak krisis, dengan pengangguran tetap stabil di angka 4%, dan pada tahun 2014, ekonominya 1% lebih besar daripada sebelum tahun 2008.

2. Argentina

Argentina menyatakan kebangkrutan pada tahun 2001 dengan utang sebesar $145 miliar atau setara dengan Rp 2.375 triliun karena kebijakannya yang mematok peso terhadap Dolar AS, utang publik yang tidak terkendali, dan korupsi yang merajalela membuat negara tersebut tidak mampu menghadapi sejumlah guncangan ekonomi. Di tahun tersebut, utang Argentina mencapai lebih dari 20% dan Argentina dinyatakan gagal bayar utang dengan utang terbesar dalam sejarah.

3. Rusia

Rusia telah menyatakan bangkrut sebanyak sembilan kali. terakhir pada tahun 1998, Rusia memiliki utang sebesar US$ 17 miliar atau Rp 278 triliun. Dampak krisis keuangan Asia dan menurunnya permintaan minyak mulai memberikan tekanan pada perekonomian Rusia yang telah menimbulkan utang internasional yang sangat besar dan menderita akibat menurunnya produktivitas nasional. Rusia hanya mampu membayar kembali sebanyak US$ 10 miliar atau Rp 163 triliun utangnya kepada Dana Moneter Internasional.

4. Meksiko

Meksiko gagal membayar pinjaman senilai US$ 80 miliar atau Rp 1.311 triliun pada tahun 1982. Utang publik tumbuh dengan pesat karena program ekspansi fiskal besar-besaran yang dilakukan pemerintahan.

Setelah krisis minyak pada akhir tahun 1970-an dan memburuknya kondisi ekonomi, peso Meksiko terdepresiasi 50%, tetapi pemerintah masih tidak mampu membayar utangnya, menyebabkan Meksiko gagal membayar pinjaman AS dan IMF.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan