Tips Sehat dan Alami Mengolah Daging Kurban

Pembagian daging kurban.-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Hari Raya Idul Adha akan segera tiba. Umat Islam di seluruh dunia akan menyembelih hewan kurban, baik berupa kambing, sapi, atau unta.

Namun sebagian orang merasa enggan mengkonsumsi daging kambing. Alasannya, muncul kekhawatiran akan kena penyakit darah tinggi, asam urat, penyumbatan pembuluh darah, dan semacamnya.

Sebenarnya, hewan qurban itu dagingnya berkualitas baik, tidak cacat, dan seharusnya juga tidak berpenyakit. Demikian syarat yang telah ditetapkan syariat.

Dari al-Barra’ bin Azib RA, Nabi SAW bersabda sambil berisyarat dengan tangannya demikian (empat jari terbuka): “Ada empat cacat yang tidak boleh dalam hewan qurban: buta sebelah matanya dan jelas butanya, sakit dan jelas sakitnya, pincang dan jelas pincangnya, dan sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang.”

Al-Barra’ mengatakan, “Apapun ciri binatang yang tidak kamu sukai maka tinggalkanlah, dan jangan haramkan untuk orang lain.” (Riwayat an-Nasa’i dan Abu Daud).

Baca Juga: Menghidupkan Kembali Budaya Riset Islam

Sejak ratusan tahun lalu para ulama telah membahas tentang kualitas makanan. Ada yang asalnya kurang baik sehingga perlu diperbaiki kualitasnya dengan bahan-bahan lain. Ada juga yang sebenarnya daging itu menghasilkan nutrisi yang baik, namun karena faktor kelemahan pada manusianya seperti masalah pencernaan.

Dalam kitab ath-Thibbun Nabawi dijelaskan tips-tips menjaga efek negatif makanan. Dengan demikian akan membuatnya menjadi thayyib (baik) bagi yang mengonsumsinya.

Beberapa Tips Sehat
1. Agar daging tidak alot

Ketika membuat sate kambing, kadang kematangan dagingnya belum sempurna karena pembakaran kurang maksimal. Bagi orang yang pencernaannya lemah, hal ini akan memberatkan. Apalagi jika proses mengunyahnya juga kurang baik, maka kimus (hasil pencernaan)-nya menjadi tidak baik.

Untuk menyiasati daging yang alot ketika hendak disate ada beberapa cara, misalnya dengan memanfaatkan enzim pemecah protein dari alam. Beberapa tanaman yang memiliki enzim pemecah protein adalah pepaya dan nanas.

Nanas (mengandung enzim bromelain):

- Daging kambing jangan dicuci, cukup dibersihkan dari debu dan kotoran
- Parut nanas yang telah dikupas kulitnya
- Balurkan parutan nanas ke daging selama 5 menit lalu bersihkan. Jangan terlalu lama didiamkan, karena daging malah terlalu empuk sehingga ketika dipanggang akan meleleh seperti lemak
- Potong daging dengan ukuran agak besar agar ketika dipanggang tidak mudah jatuh dari tusukan
- Panggang daging di atas arang atau batu panas, ini lebih baik daripada dibakar api langsung dan mudah hangus. Selain itu, pembakaran langsung dengan api akan membuat daging tidak matang merata, hangus di luar tapi tidak matang di bagian dalam.

Pepaya (mengandung enzim papain):

- Bungkus daging dengan daun pepaya
- Panggang daging dalam keadaan terbungkus daun papaya.

2. Menambah selera makan sate

- Iris bawang bombai, tomat, dan cabai, lalu bagi menjadi dua bagian
- Masukkan satu bagian irisan bawang dan cabai ke dalam minyak sayur, beri sedikit garam, lalu aduk hingga terlarut
- Masukkan satu bagian irisan tadi ke dalam kecap manis dan balurkan sate dengan minyak lalu dipanggang. Jangan lupa irisan bawang bombai yang ada di minyak sayur ikut dipanggang, karena aroma yang dihasilkan dapat menambah selera makan
- Panggang sate sampai matang sempurna
- Masukkan ke dalam kecap dan sate siap disantap.

3. Cara menetralisir panas di lambung dan dada setelah makan daging kambing

- Siapkan mentimun, cuci, potong ujungnya, lalu diparut
 - Masukkan 1 sendok makan cuka buah (apel, anggur, dan sejenisnya) ke dalam gelas, kemudian tambahkan madu tiga sendok makan
- Tuang air 330 ml ke dalam gelas, lalu aduk sampai cuka dan madu terlarut
- Masukkan parutan mentimun, beri sedikit es batu
- Sirup pereda panas ini dapat diminum setidaknya satu jam setelah makan daging kambing atau makanan berlemak.

Tips mengolah daging sapi

Menurut Ibnul Qayyim, daging sapi sifatnya dingin dan kering, sulit dicerna, dan sulit turun dari lambung. Juga menambah produksi empedu hitam, namun baik bagi orang yang bekerja berat. Oleh karenanya, daging sapi bagi orang yang tidak terbiasa memakannya atau sedang menderita penyakit supaya berhati-hati karena empedu hitam dapat memperparahnya. Misalnya bagi penderita kudis, gatal-gatal, penyakit kaki gajah, kanker, dan was-was.

Ibnul Qayyim memberikan tips, yakni memasak daging sapi menggunakan bawang putih, jahe, dan sejenisnya. Ditambahkan oleh Ibnu Muflih, bisa dimasak dengan bumbu bawang putih, kayu manis, jahe, lada, dan sebagainya.

Daging sapi sebenarnya kaya nutrisi. Hanya saja, soal kebiasaan menjadi penentu ketika mengonsumsi sesuatu, bukan hanya terkait dengan daging sapi. Orang yang tak biasa atau sedang bermasalah dengan empedu hitamnya seperti penyakit di atas, hendaknya mengantisipasi dengan memasak daging sapi menggunakan bumbu sebagaimana disarankan oleh Ibnu Qayyim dan Ibnu Muflih. (*)

Tag
Share