5 Hal yang Dilakukan Rasulullah SAW di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Mengisi Ramadan dengan perbanyak baca Al Quran.-Foto: net-
Tujuan dari i’tikaf adalah untuk mencurahkan hati seseorang secara eksklusif kepada Allah. Dan orang yang melakukan i’tikaf menjaga niat ini dalam pikirannya dan mencari berkah Allah. Dia tidak boleh melupakan alasan mengapa dia melakukan i’tikaf ini.
Orang yang melakukan i’tikaf tidak boleh keluar dari masjid kecuali untuk hal-hal yang sangat penting (seperti ke kamar mandi).
Selama berada di masjid, ia harus menyibukkan diri dengan mengingat Allah. Dia harus memastikan untuk melakukan zikir pagi dan petang dan zikir yang disyariatkan untuk shalat lima waktu. Dia harus melakukan semua salat sunnah. Dia harus membaca Al-Quran sebanyak yang dia bisa.
Dia harus menghabiskan lebih sedikit waktu untuk makan dan tidur sesedikit mungkin. Dia harus menghindari pembicaraan yang tidak perlu. Namun, ia harus terlibat dalam menasihati sesama Muslim dan memerintahkan mereka kepada kebenaran dan kesabaran.
Menjadi Dermawan
Dianjurkan bagi kita untuk menjadi lebih dermawan selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, tanpa menjadi boros atau pamer dalam memberi. Ibnu `Abbas meriwayatkan hal itu:
“Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan di antara semua orang dalam melakukan kebaikan, dan beliau paling dermawan selama bulan Ramadhan. Jibril biasa bertemu dengan beliau setiap tahun selama bulan Ramadhan, sehingga Nabi dapat membacakan Al-Quran kepadanya. Setiap kali Jibril bertemu dengan beliau, ia menjadi lebih dermawan daripada angin yang bermanfaat.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi menyatakan:
“Kedermawanan dan tangan terbuka sangat dianjurkan di bulan Ramadan, terutama selama sepuluh malam terakhir. Dengan demikian, kita meniru teladan Rasulullah saw. dan juga para pendahulu kita yang saleh.
Bulan ini adalah bulan yang mulia, dan perbuatan baik yang dilakukan di bulan ini lebih diberkahi daripada di bulan-bulan lainnya.
Selain itu, pada bulan ini, orang-orang disibukkan dengan puasa dan ibadah, dan hal ini melalaikan mereka dari mata pencaharian mereka, sehingga mereka mungkin membutuhkan bantuan selama waktu ini.”. (*)