Ibadah Shalat Menjaga Kualitas Spiritual Menciptakan Persaudaraan dan Kesatuan Umat

Drs. H. Dalmuji Suratno-(ist/rl)-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Ibadah shalat merupakan salah satu perwujudan sikap syukur dan dalam bentuk yang paling sederhana dan populer adalah mengucapkan hamdalah. 

Ibadah shalat pada satu sisi merupakan perwujudan tingkah laku berislam dan pada sisi lain sekaligus menjadi tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa seseorang telah beriman.

Bagaimana orang berislam dan beriman kalau dia tidak menjalankan atau menunaikan ibadah shalat.

Dengan begitu shalat juga dapat dijadikan indikator gambaran batin seseorang sebagaimana pepatah arab yang artinya: “yang lahiriah mengindikasikan yang batin “. 

Seperti pernah disinggung sebelumnya, iman sebagai hal yang bersifat batin harus diejawantahkan dalam tingkah laku atau budi luhur, akhlak karimah. 

Baca Juga: Unik! Azan di Masjid Indonesia Ini Dikumandangkan 4-7 Muazin Sekaligus

Itulah sebabnya ditemukan adanya korelasi positif antara iman dan budi luhur. Ciri orang beriman adalah harus berbudi luhur, seperti halnya berislam yang kemudian diwujudkan dalam kesediaan menjalankan shalat. 

Dalam sebuah hadits dikatakan : “orang Islam adalah orang yang tetangganya selamat dari lisannya”. Dan “Orang beriman adalah yang saudaranya dari tangan dan lisannya“.

Dalam penjelasan yang lebih detail lagi, iman memiliki cabang atau bagian yang banyak sekali, di antaranya yang paling sederhana adalah mengambil atau menyingkirkan duri dari jalan sehingga orang lain dapat terhindar dari bahaya.

Bahkan dalam sebuah hadits nabi yang sangat masyhur disebutkan bahwa memberikan senyum juga merupakan tanda-tanda orang yang beriman. 

Kembali kepada masalah shalat dapat memberikan implikasi positif dalam kehidupan seseorang. Shalat ini disimbolisasikan dengan takbir yang menggambarkan berlangsungnya hubungan pribadi anatara seorang individu dengan Allah SWT yang merupakan dimensi vertikal.

Kemudian shalat harus ditutup atau diakhiri dengan mengucapkan salam yang berarti melakukan hubungan dengan manusia, atau menjadi cermin dimensi horizontal.

Dari situ dapat dilihat bahwa ibadah shalat yang memiliki dua dimensi. Dimensi ganda tersebut tidak akan tercapai tujuan dan maksudnya bila keduanya tidak terlaksana dengan baik. Ibadah shalat yang baik dalam arti akan dapat memberikan efek ruhaniah kepada pelakunya, adalah shalat yang memiliki kekhusyukan. 

Kualitas atau kondisi khusyuk sendiri merupakan gambaran sikap batin yang sangat sulit di kontrol atau dikendalikan. Itulah sebabnya kemudian khusyuk tidak termasuk dalam pembahasan fiqih untuk menjadi syarat dan rukun sah shalat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan