Pemerintah Klarifikasi Harga Beras Bantuan Rp60 Ribu, Bukan per Kg tetapi per 5 Kg
Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono, meluruskan informasi yang viral di media sosial mengenai harga beras bantuan untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera-foto :jpnn.com-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono, meluruskan informasi yang viral di media sosial mengenai harga beras bantuan untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera.
Dalam acara memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia di lingkungan Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu (10/12), ia menegaskan angka Rp60 ribu yang ramai diperbincangkan bukan untuk 1 kilogram, melainkan untuk satu pack beras berisi 5 kilogram.
"Saya mau jelaskan itu kan sempat ramai di sosmed, katanya hitungan Kementan satu kilo beras Rp60 ribu gitu ya? Itu mungkin perlu saya kasih tahu, itu salah, typo tapi perhitungannya tidak keliru. Bukan satu kilo Rp60 ribu, tapi satu pack. Satu pack itu kan 5 kilo," kata Sudaryono dilansir dari JPNN.COM.
Ia menambahkan, "Kan nggak mungkin kami kasih bantuan 1 kilogram kan, pasti ngasihnya kan satu pack 5 kilogram (harga) Rp60 ribu. Jadi, satu kilonya adalah Rp12.500 gitu."
Dengan penjelasan tersebut, harga per kilogram beras bantuan menjadi Rp12.500, bukan Rp60 ribu seperti yang tersebar sebelumnya. Sudaryono menyatakan kesalahan hanya terletak pada penulisan satuan di informasi awal, sementara substansi anggaran dan mekanisme penyaluran bantuan sudah sesuai ketentuan.
Sementara itu, terkait penyaluran bantuan secara keseluruhan, pemerintah telah menyalurkan 1.200 ton beras senilai Rp16 miliar bagi korban bencana di Sumatera.
Rencananya, total bantuan yang akan disalurkan mencapai 10.000 ton. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono, dalam keterangan terpisah pada Senin (8/12), mengajak masyarakat aktif mengawasi proses distribusi.
"Pemerintah menyampaikan apresiasi kepada warganet yang turut mengawasi dan memberikan masukan terkait transparansi data," ujar Arief.