Suhu Udara Panas Menyengat di Bengkulu, Tertinggi dalam 9 Tahun Terakhir

Reporter: Reni Apriani |

Editor: Reni Apriani |

Jumat , 17 Oct 2025 - 22:51

Suhu Udara Panas Menyengat di Bengkulu, Tertinggi dalam 9 Tahun Terakhir-foto :KORANRB.ID-

suhu udara panas menyengat di bengkulu, tertinggi dalam 9 tahun terakhir                            bengkulu.radarlebong.bacakoran.co – dalam beberapa hari terakhir, warga kota bengkulu dan beberapa kabupaten lainnya mengeluhkan suhu udara yang terasa sangat menyengat.
berdasarkan data stasiun klimatologi bengkulu, pada 15 oktober 2025 suhu maksimum harian tercatat mencapai 36,2 derajat celsius, menjadi rekor tertinggi di bulan oktober selama sembilan tahun terakhir.
kepala stasiun klimatologi bengkulu menyebut fenomena suhu panas ekstrem ini terjadi akibat posisi matahari yang berada di sekitar wilayah selatan ekuator pada bulan oktober.
kondisi tersebut membuat penyinaran matahari di wilayah bengkulu terasa lebih intens sehingga permukaan bumi menerima panas secara maksimal.
baca juga:peringatan suhu panas dari bmkg: daerah terpanas di indonesia
selain itu, angin muson australia yang berhembus ke wilayah indonesia turut membawa udara kering dan hangat, menyebabkan pembentukan awan di atmosfer menjadi sangat sedikit. tanpa tutupan awan, radiasi matahari langsung memanaskan permukaan bumi dan meningkatkan suhu udara secara signifikan.
data historis stasiun klimatologi bengkulu menunjukkan tren kenaikan suhu maksimum yang cukup mencolok sejak 2016.
tahun 2016: 32°c
tahun 2017: 33°c
tahun 2018: 33°c
tahun 2019–2020: 31°c
tahun 2021–2023: 32°c
tahun 2024: 34°c
tahun 2025: 36,2°c
kenaikan suhu ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat dan pemerintah daerah. dengan tingkat kelembapan udara yang tinggi, suhu panas terasa lebih menyengat dan bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, seperti dehidrasi, kelelahan, serta heat stroke.
selain berdampak pada kesehatan, cuaca panas ekstrem bengkulu juga dapat mengganggu aktivitas luar ruangan dan meningkatkan konsumsi listrik rumah tangga akibat penggunaan pendingin ruangan yang melonjak.
jika tren kenaikan suhu ini terus berlanjut, bengkulu perlu mewaspadai perubahan pola iklim lokal yang berpotensi memengaruhi kenyamanan, kesehatan, dan lingkungan.
masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan pada siang hari, mencukupi asupan cairan, dan menghemat penggunaan energi agar dampak panas ekstrem dapat diminimalkan.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Lebong, Sabtu 18 Oktober 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan