Ada Ribuan HPR Belum Divaksin, Stok Malah Menipis

HPR: Petugas kesehatan hewan Disperkan Lebong saat mendistribusikan dosis vaksin HPR beberapa waktu lalu.-(dok/rl)-
LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Lebong menghadapi kekosongan stok vaksin hewan pembawa rabies (HPR) dan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kondisi ini terjadi setelah sisa stok terakhir sebanyak 300 dosis vaksin HPR direncanakan akan didistribusikan pada minggu ini.
Menanggapi kondisi tersebut, Dispertan Lebong telah mengajukan permohonan tambahan vaksin HPR ke Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu sebanyak 1.500 dosis.
Pengajuan tersebut dilakukan guna mengantisipasi meningkatnya risiko penyebaran rabies di tengah masyarakat. Saat ini, tercatat lebih dari 16 ribu ekor hewan HPR di Kabupaten Lebong yang belum divaksin.
Baca Juga: 32 Finalis Bujang Semulen Mulai Karantina, Grand Final Digelar 17 Juli
Hewan-hewan tersebut termasuk anjing, kucing, dan kera, yang secara umum berpotensi menjadi pembawa virus rabies apabila tidak dilakukan tindakan pencegahan.
"Kami sudah mengusulkan sebanyak 1.500 dosis vaksin HPR ke provinsi. Harapannya, usulan ini segera direspons karena kebutuhan vaksinasi sangat mendesak," ujar Kepala Disperkan Lebong, Hedi Parindo, SE, melalui Kabid Peternakan dan Perikanan, Meli Nela.
Meli menambahkan bahwa kekosongan ini terjadi akibat tingginya kebutuhan vaksinasi yang belum sepenuhnya terpenuhi dari alokasi sebelumnya.
Vaksinasi terhadap hewan HPR merupakan langkah penting dalam pencegahan zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, seperti rabies yang berpotensi fatal.
Di sisi lain, stok vaksin PMK untuk ternak seperti sapi dan kerbau juga mengalami kekosongan. Sejak awal tahun 2024, Kabupaten Lebong hanya menerima sebanyak 150 dosis vaksin PMK.
Hingga saat ini belum ada tambahan distribusi vaksin tersebut, sementara populasi sapi dan kerbau di daerah ini cukup besar dan berisiko terpapar.
"Kami pastikan hingga kini belum ada distribusi tambahan vaksin PMK dari provinsi maupun pusat. Padahal, vaksinasi ternak sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan dan kesehatan hewan di tengah musim yang rawan penyakit," imbuhnya.
Ia berharap agar pemerintah provinsi dan pusat bisa segera merespons kondisi ini.
Selain mendesak pemenuhan vaksin, mereka juga siap untuk melakukan percepatan program vaksinasi begitu vaksin tersedia, demi menjaga kesehatan hewan dan mencegah risiko penyebaran penyakit di tengah masyarakat.