Situasi Sekolah di Jalur Gaza: 5 dari 1.000 Siswa Tewas, Kegiatan Belajar Terhenti
--
Penyerangan Israel terhadap Gaza, Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu tak hanya meruntuhkan pemukiman, tetapi juga menghabisi nyawa anak-anak. Biro Pusat Statistik Palestina atau PCBS dalam media lokal Palestina, Wafa, menyatakan jika dari setiap 1.000 siswa yang terdaftar di sekolah-sekolah di Jalur Gaza, lima orang tewas terbunuh.
Dikatakan bahwa 3.141 pelajar (3.117 di Jalur Gaza dan 24 di Tepi Barat) tewas selama periode ini akibat serangan udara dan tembakan Israel. Sementara, 4.863 pelajar (4.613 di Jalur Gaza dan 250 di Tepi Barat) terluka. Pada saat yang sama, 67 mahasiswa ditahan.
Serang Bangunan Sekolah
Sejak 7 Oktober hingga 11 November 2023, 239 sekolah negeri dibom dengan 45 sekolah hancur parah. Sekolah-sekolah di Tepi Barat juga tidak luput dari serangan Israel, di mana 27 sekolah negeri telah diserang.
PCBS mengatakan jumlah guru dan staf di sekolah yang tewas telah mencapai 130 orang di Jalur Gaza. Sementara jumlah yang terluka di kalangan guru dan administrator mencapai 403 orang.
Semua Kelas Ditangguhkan
Akibat perang tersebut, semua kelas di Jalur Gaza telah ditangguhkan dan ditutup sejak awal agresi. Penangguhan ini mengakibatkan hilangnya hak pendidikan sekolah bagi sekitar 608.000 siswa.
Pada saat yang sama, 70 gedung pemerintah dan 145 gedung sekolah dari The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) juga digunakan sebagai tempat penampungan dan perlindungan bagi para pengungsi.
Sedangkan untuk sekolah-sekolah di Tepi Barat, kegiatan belajar tidak normal karena pemogokan dan penggerebekan yang berulang-ulang di sejumlah pusat pemukiman. Kejadian ini menghalangi sekitar 1.750 guru laki-laki dan perempuan untuk mencapai sekolah mereka setiap hari.
Pendidikan Tinggi Terhenti
Perguruan tinggi di Palestina tak luput dari serangan. Bangunan yang rusak sebagian atau seluruhnya sejak 7 Oktober mencapai 14 institusi (12 institusi di Jalur Gaza dan dua institusi di Tepi Barat).
Rusaknya bangunan menyebabkan terhentinya pendidikan universitas di Jalur Gaza. Beberapa institusi di Tepi Barat beralih ke pendidikan online.
Adapun jumlah mahasiswa yang tewas dalam agresi tersebut mencapai 446 pelajar (438 di Jalur Gaza dan delapan di Tepi Barat). Selain itu, 14 pegawai yang bekerja di perguruan tinggi di Jalur Gaza tewas. (*)