Dari 150 Nyawa ke Satu Hidayah

Kisah mantan gangster Australia yang bersyahadat setelah membunuh lebih 150 orang. Dari kegelapan ke terangnya sajadah.-foto: net-

“Saya masih ingat, sehari sebelum operasi, dia bilang: “Kalau aku mati, jangan nikah lagi ya,’” katanya sambil tersenyum getir.

Operasi itu memicu komplikasi. Sharon mengalami koma dan harus dipasang alat bantu napas.

Dalam detik-detik kritis itu, sang suami membisikkan dua kalimat sakral ke telinga istrinya.

“Saya bisikkan syahadat di telinganya. Tiga kali. Dan di kali ketiga, air matanya menetes. Saya tahu dia mendengar,” ujarnya dengan suara gemetar.

Sharon wafat dalam Islam hari Jumat, di bulan suci Ramadan. Pemakamannya dilakukan setelah shalat Jumat. Ia sendiri yang memandikan jasad sang istri.

Keajaiban pun terjadi: luka bekas infus dan suntikan perlahan-lahan menghilang. Tubuh Sharon tampak tenang dan bersih, seperti baru dimandikan oleh malaikat.

“Allah membersihkan semuanya. Dia wafat dalam keadaan suci. Islam menyambutnya dengan tangan terbuka,” katanya lirih.

Kini, pria yang pernah menjadi bayangan kematian itu justru menjadi pembawa pesan kehidupan. Dari kegelapan lorong-lorong gangster ke terangnya sajadah, ia berjalan dengan damai, membawa luka, cinta, dan harapan.

Ia menutup kisahnya dengan pesan menyentuh: “Kalau kamu bisa punya semua uang di dunia, tapi tidak kenal Tuhan, kamu tetap orang paling miskin. Tapi jika kamu shalat lima kali sehari dan serahkan tubuh dan jiwamu kepada Allah, maka kamu adalah orang terkaya yang sesungguhnya,” ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan