Jumlah Penderita ODGJ Meningkat , 4 Jenis Obat Malah Kosong

Jumlah Penderita ODGJ Meningkat -foto :adrian roseple/radarlebong-
LEBONG.koranradarlebong.com- Permasalahan kesehatan jiwa di Kabupaten Lebong harus mendapat perhatian penting, berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong, jumlah warga yang tercatat sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mengalami peningkatan cukup signifikan.
Hingga April 2025, jumlah penderita ODGJ tercatat sebanyak 322 jiwa, naik 26 jiwa dibanding tahun sebelumnya yang hanya 296 jiwa.
Namun ironisnya, di tengah meningkatnya jumlah pasien, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong justru menghadapi kekosongan empat jenis obat utama yang sangat dibutuhkan untuk menangani pasien ODGJ. Kekosongan ini menimbulkan kekhawatiran akan terhambatnya proses pengobatan pasien di daerah.
Kepala Dinkes Lebong, Rachman, SKM, M.Si, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Evan Marta, SKM, menjelaskan bahwa laporan tersebut diterima dari 13 puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Lebong.
BACA JUGA:Polisi Tangani Pelaku Penusukan Diduga ODGJ
Ia menyebutkan bahwa mayoritas penyebab gangguan kejiwaan pada pasien dipicu oleh dua faktor utama, yaitu tekanan ekonomi dan faktor keturunan dari keluarga.
"Sesuai laporan dari puskesmas, memang ada penambahan 26 jiwa penderita ODGJ di Kabupaten Lebong. Faktor utamanya adalah tekanan hidup, terutama ekonomi, dan ada juga yang disebabkan oleh riwayat keturunan," kata Evan, pada Rabu (16/4).
Evan juga menambahkan bahwa dari total 322 penderita tersebut, tiga orang saat ini sedang dirawat secara intensif di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeprapto Kota Bengkulu, sedangkan sisanya masih menjalani pengobatan rutin melalui puskesmas dan berada dalam pengawasan keluarga maupun petugas kesehatan.
"Para pasien ODGJ ini masih menjalani pengobatan rutin melalui pemantauan masing-masing puskesmas," pungkas Evan.
BACA JUGA:296 Warga Idap ODGJ, 6 Warga Terpaksa Dipasung
Sementara Sub Koordinator Kefarmasian, Alat Kesehatan, dan PKRT Dinkes Lebong, Reza Amelia, S.Farm, Spt, membenarkan bahwa hingga kini ada empat jenis obat ODGJ yang masih kosong, yaitu Triheksi Einidil, Haloperidol Tablet, Chlorpromazine, dan Haloperidol Injeksi. Keempat jenis obat ini sangat penting dalam terapi gangguan kejiwaan berat dan biasanya digunakan secara rutin.
"Kami sudah mengajukan permintaan tambahan stok obat ke Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada pengiriman ke gudang farmasi Dinkes Lebong," jelas Reza.
Meski demikian, Reza menegaskan bahwa masih ada tujuh jenis obat lain untuk penanganan ODGJ yang stoknya masih tersedia dan cukup hingga beberapa bulan ke depan. Di antaranya adalah Risperidon, Fenobarbital (tablet dan injeksi), Amitriptilin, Flufenazin Deconoat, Diazepam Tablet, dan Flufenazin Injeksi.
Ia juga memastikan bahwa secara keseluruhan, stok obat-obatan umum yang dibutuhkan oleh 13 puskesmas di Kabupaten Lebong masih aman hingga akhir tahun 2025, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan layanan medis secara umum.