Kebiasaan Tidur yang Tidak Disadari dapat Mempercepat Kerusakan Otak: Temuan Studi Terbaru

Ilustrasi tidur yang tak disadari bikin otak cepat rusak.-foto :tangkapan layar-

koranradarlebong.com- Sebuah studi terbaru mengungkap keberadaan kebiasaan tidur yang dapat berkontribusi pada percepatan kerusakan otak, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit Alzheimer.

Permasalahan ini berpengaruh kepada penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan perilaku seseorang.

Studi ini menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk, termasuk jumlah jam tidur yang tidak mencukupi, dapat menyebabkan penyusutan volume pada bagian otak yang disebut daerah parietal inferior.

Penulis utama studi ini, Gawon Cho, seorang rekanan pascadoktoral di bidang pengobatan internal di Yale School of Medicine, New Haven, Connecticut, menjelaskan, "Kami menemukan bahwa bagian otak tersebut mengalami penyusutan pada individu yang tidur dengan sedikit jam dan mengalami fase REM yang tidak memadai. " Dia menambahkan Bagian otak ini bertanggung jawab untuk mensintesis informasi sensorik, termasuk informasi visuospasial, sehingga perubahan di area ini sejalan dengan proses neurodegenerasi yang terjadi pada tahap awal penyakit. 

BACA JUGA:5 Merek HP yang Bekerja Sama dengan Brand Kamera Ternama

Penting untuk diketahui, REM (Rapid Eye Movement) adalah fase terakhir dan paling dalam dari tidur, yang dikenal juga sebagai fase tidur bermimpi.

Saat memasuki fase ini, pernapasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur, sementara gerakan mata berlangsung cepat ke segala arah.

Aktivitas otak meningkat, detak jantung menjadi lebih cepat, dan tekanan darah juga cenderung naik. Pada pria, fase ini juga seringkali diiringi dengan ereksi.

Ahli saraf preventif, Dr. Richard Issacson, yang mendirikan salah satu klinik pencegahan Alzheimer pertama di Amerika Serikat, menyatakan bahwa pengalamannya dalam merawat orang dewasa berisiko Alzheimer mendukung hasil temuan penelitian ini.

"Kami juga menemukan bahwa metrik tidur yang lebih nyenyak dapat memprediksi fungsi kognitif. Ini menunjukkan keterkaitan yang jelas antara kualitas tidur dan volume otak," ungkapnya.

Selama tidur nyenyak, otak kita bekerja untuk membuang racun dan sel-sel mati, serta memperbaiki dan memulihkan tubuh untuk hari selanjutnya.

Sementara di fase REM, otak sibuk memproses emosi, mengonsolidasikan ingatan, dan menyerap informasi baru.

Dengan demikian, mendapatkan tidur yang berkualitas terutama dalam tahap nyenyak dan REM sangat penting bagi kelangsungan fungsi otak kita.

Orang dewasa biasanya memerlukan sekitar tujuh hingga delapan jam tidur untuk menjaga kesehatan, sementara remaja dan anak-anak membutuhkan waktu tidur yang lebih lama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan