Warga Menjerit Gas 3 Kilogram Langka, Bupati BU Keluarkan Arahan

Warga Menjerit Gas 3 Kilogram Langka.-(fendi/rl)-

BENGKULUUTARA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Jelang Ramadan tahun 2025, warga Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara, menjerit lantaran kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.

Dimana, kelangkaan gas ini menjadi ritual tahunan selain naiknya harga sembako. Kondisi inipun diperparah tingginya harga jual dilapangan dan stok hanya sedikit yang diberikan pembeli itu pun yang sudah berlangganan.

"Jika kelangkaan gas ini tidak segera ditangani oleh pemerintah, maka jelas saja para ibu rumah tangga (IRT) yang akan menjadi korban. Kami meminta pemerintah segera menindak pangkalan. Jika stoknya aman, diharapkan para pangkalan dan penjual gas yang nakal agar ditertibkan. Apalagi kelangkaan ini dimasa kepemimpinan baru pak Arie Septia Adinata dan pak Sumarno. Mohon didengar keluhan para emak-emak ini," ujar Melati warga Bengkulu Utara.

Menanggapi hal ini, Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata pun langsung tanggap atas keluhan ini, dan ia pun berpendapat bahwa kelangkaan tersebut bukan sepenuhnya di bawah kendali pemerintah daerah.

Baca Juga: Seleksi Paskibraka Mulai Dibuka

Kelangkaan gas elpiji dipengaruhi oleh masalah distribusi, untuk itu pihaknya akan menerjunkan petugas atau dinas terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut.

"Tabung elpiji 3 kg atau gas melon itu kuotanya dari Pertamina. Kami di Kabupaten Bengkulu Utara hanya menerima distribusinya. Sudah saya infokan ke jajaran, sekarang akan dipantau setiap desa. Semoga keluhan ini tidak berkepanjangan," ujarnya.

Disisi lain, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bengkulu Utara, Siti Qoriah tidak menyangkal apa yang dikeluhkan masyarakat terkait kelangkaan Gas LPG.

Selain kebutuhan penggunaan gas meningkat, kondisi saat ini juga lantaran pangkalan yang biasanya di drop sebanyak 3 kali dalam 1 minggu, hanya 1 kali dalam 1 minggu.

Untuk distribusi gas diluar gas melon, juga terjadi permasalahan yaitu, dirinya mendapat informasi bahwa terdapat kerusakan alat pengisian sehingga langka di pangkalan.

"Pertama soal distribusi ada skema yang berubah, kemudian pasokan juga dikurangi yaitu 100 tabung per pangkalan. Yang biasanya menggunakan gas 5kg dan 12 Kg kini masyarakat beralih ke gas melon," jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan