Skandal Pewarna Kuning! Thailand Hentikan Ekspor 26 Pemasok Durian

Skandal Pewarna Kuning! Thailand Hentikan Ekspor 26 Pemasok Durian-foto :tangkapan layar-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Thailand terpaksa mengubur 64,7 ton durian setelah China menolaknya akibat terkontaminasi pewarna kuning Basic Yellow 2 (BY2). Menurut Direktur Jenderal Departemen Pertanian Thailand, Rapeepat Chansriwong, uji laboratorium mengonfirmasi bahwa durian ekspor tersebut mengandung zat pewarna buatan yang berbahaya.
Pewarna BY2 diduga digunakan oleh beberapa eksportir untuk meningkatkan warna kuning durian agar lebih menarik bagi pasar luar negeri.
China menolak pengiriman ini dan meningkatkan pengawasan terhadap impor durian dari Thailand serta negara lain.
Durian yang terkontaminasi dikubur di Pelabuhan Laem Chabang dan pos perbatasan Aranyaprathet sebagai langkah pencegahan.
BACA JUGA:Durian: Si Raja Buah dengan Segudang Manfaat Kesehatan yang Wajib Kamu Tahu
Thailand Bertindak Tegas, 26 Pemasok Durian Diblokir
Sebagai langkah tegas, pemerintah Thailand menangguhkan izin ekspor dari 26 pemasok durian yang terkait dengan pengiriman durian terkontaminasi.
Selain itu, Kementerian Pertanian Thailand akan memperketat regulasi ekspor guna memastikan kejadian serupa tidak terulang.
China juga merespons dengan memperketat prosedur impor durian, termasuk mewajibkan pengujian laboratorium untuk semua durian yang masuk.
BACA JUGA:Panduan Konsumsi Durian: Manfaat, Batasan, dan Tips Sehat
Hanya laboratorium yang diakui oleh China yang diperbolehkan melakukan uji keamanan, yang berdampak pada berbagai eksportir, termasuk dari Vietnam.
Vietnam Terdampak, Proses Bea Cukai Terhambat
Dampak dari skandal ini tidak hanya dirasakan Thailand. Vietnam, sebagai eksportir durian terbesar kedua ke China, juga mengalami kesulitan.
Pada Januari lalu, banyak pengiriman durian Vietnam tertahan karena China menunda pengakuan laboratorium penguji mereka. Baru pada akhir bulan lalu, China menyetujui sembilan laboratorium Vietnam, namun masih ada negosiasi untuk memperluas daftar tersebut guna mempercepat proses ekspor.