Khutbah Jumat: Sya’ban: Suburkan Taman Hati dengan Lima Amal Saleh
![](https://radarlebong.bacakoran.co/upload/2312cf0c516e0d17d9ea94a4c3953c23.jpg)
Bulan Sya’ban.-foto: net-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - MALAM Nisfu Sya’ban, bahkan bulan Sya’ban secara keseluruhan adalah kesempatan yang sangat baik untuk kita bersegera melakukan kebaikan. Di bawah ini naskah lengkap khutbah Jumat kali ini;
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Hadirin Jamaah Shalat Jumat
Setelah kita memasuki bulan bercocok tanam yaitu bulan Rajab, tiba saatnya kita memasuki bulan menyirami tanaman, yaitu bulan Sya’ban. Inilah pintu terakhir sebelum kita, dengan izin Allah, memasuki bulan Ramadhan.
Sebagaimana sudah sering kita mendengar pemaparan terkait amalan di bulan Rajab, maka di bulan Sya’ban seperti sekarang, juga terdapat sejumlah amalan. Para ulama, salah satunya, Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki telah menulis cukup panjang lebar tentang rahasia dan hikmah bulan Sya’ban, melalui karyanya “Maa Dzaa Fii Sya’baan”.
Jika diambil intisarinya, ada setidaknya lima amalan agung yang bisa kita amalkan dalam rangka mengisi waktu-waktu di bulan ini.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Jamaah Jumat
Pertama, melaksanakan puasa sunah bulan Sya’ban. Dari Aisyah RA ia berkata,
كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَصُومُ حتَّى نَقُولَ: لا يُفْطِرُ، ويُفْطِرُ حتَّى نَقُولَ: لا يَصُومُ، فَما رَأَيْتُ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلَّا رَمَضَانَ، وما رَأَيْتُهُ أكْثَرَ صِيَامًا منه في شَعْبَانَ
“Rasulullah ﷺ biasa berpuasa sampai-sampai kami menyangka beliau tidak akan berbuka, dan beliau juga pernah tidak berpuasa sampai-sampai kami menyangka beliau tidak akan berpuasa lagi. Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim)
Hadits ini menjelaskan tentang kebiasaan puasa Nabi Muhammad ﷺ. Beliau tidak terpaku pada satu pola puasa tertentu, namun fleksibel dalam menjalankan ibadah puasa.
Beliau banyak berpuasa di bulan Sya’ban karena keutamaannya sebagai bulan di mana amal perbuatan diangkat ke hadapan Allah SWT.
Kedua, membaca selawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Sya’ban disebut sebagai bulan selawat kepada Nabi Muhammad ﷺ karena ayat yang berisi perintah membaca selawat turun di bulan ini.