Menaker Ida: Pengangguran Terbuka Didominasi Lulusan SMA SMK dan Sarjana

--

SURABAYA - Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah membeberkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia. Berdasarkan data BPS, tingkat TPT didominasi oleh lulusan SMA SMK, Diploma, dan Sarjana.

Adapun rinciannya lulusan SMA SMK sebesar 17,46 persen, Sarjana dan Diploma 10,07 perse, SMP 4,78 persen, serta SD 2,5 persen.

Menurutnya, penyebab dari banyaknya pengangguran dari lulusan tersebut akibat tidak adanya link and match dari pendidikan dan pelatihan vokasi yang tidak menjawab kebutuhan pasar kerja.

"Ini tantangan bagi pendidikan vokasi karena SMK termasuk tinggi sumbangannya terhadap pengangguran kita," kata Ida dalam acara Menaker Talk di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jumat (22/12).

Dia mengungkapkan sebanyak 56 persen penduduk yang bekerja adalah lulusan SD dan SMP, sedangkan pengangguran didominasi lulusan SMA sederajat dan perguruan tinggi.

Masyarakat yang lulus SD SMP banyak yang bekerja lantaran mereka mau melakukan pekerjaan lapangan sesuai dengan kompetensinya, bahkan tidak diperlukan kompetensi karena merasa pendidikannya rendah.

“Itulah kenapa lulusan SD SMP banyak yang bekerja karena mereka menerima segala macam pekerjaan,” ujarnya.

Berbeda dengan lulusan SMA/SMK dan Diploma yang merasa berpendidikan tinggi, justru cenderung memilih-milih pekerjaan. Walakin, mereka tidak punya kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

“Kondisi seperti ini menjadi tantangan karena 2030 kita punya bonus demografi. Bisa dibayangkan jumlah penduduk usia produktif banyak, tetapi menjadi mudharat bagi bangsa ini jika tidak mampu menyiapkan lapangan pekerjaan,” ucapnya.

Maka dari itu, kesiapan skill dan kompetensi menjadi hal yang penting untuk dimiliki anak-anak zaman sekarang. Selain itu, perlunya pembangunan link and match.

“Bapak Presiden mengeluarkan Perpres 68 Tahun 2022 berisi memerintahkan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi untuk melakukan revitalisasi,” jelasnya.

Dengan terciptanya link and match tersebut maka pemerintah pusat akan terbantu dengan pemerintah daerah, bahkan pihak swasta ikut terlibat di dalamnya untuk bursa kerja.

"Swasta yang tahu pasar kerjanya, berkolaborasi dengan pendidikan dan pelatihan vokasi menyiapkan skill dan kompetensinya. Kalau seperti itu maka tercipta link and match dan bisa menekan angka pengangguran," tuturnya. (jp)

Tag
Share