Jangan Salah Kaprah, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Anemia

Reporter: Adrian Roseple |

Editor: Reni Apriani |

Senin , 26 Aug 2024 - 16:57

Jangan Salah Kaprah, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Anemia-foto :tangkapan layar-

Anemia umumnya terjadi akibat kekurangan hemoglobin yang bisa disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, vitamin B12, atau asam folat.

Penyebab lainnya termasuk perdarahan, kehamilan, kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah, pecahnya sel darah merah dalam jumlah besar, kurangnya hormon eritropoetin, dan penyakit ginjal kronis.

Penanganan anemia sangat bergantung pada penyebabnya. Jika anemia disebabkan oleh kekurangan hormon eritropoetin, dokter mungkin akan memberikan suntikan eritropoetin.

Jika disebabkan oleh kekurangan zat besi, asam folat, atau vitamin B12, dokter akan merekomendasikan peningkatan asupan nutrisi melalui makanan atau suplemen.

Pada kasus anemia yang parah, transfusi sel darah merah mungkin diperlukan.

Tekanan darah rendah dan anemia sering kali disalahartikan sebagai kondisi yang sama, padahal keduanya memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda.

Memahami perbedaan antara hipotensi dan anemia sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif sesuai dengan kondisi masing-masing.

jangan salah kaprah, ini perbedaan darah rendah dan anemia                            radarlebong.bacakoran.co- tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal, dengan hasil pengukuran tensi menunjukkan angka di bawah 90/60 mmhg.
angka 90 menunjukkan tekanan darah saat jantung berkontraksi (sistolik), sementara angka 60 menunjukkan tekanan darah saat jantung berelaksasi (diastolik).
hipotensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan cairan tubuh, kehamilan, konsumsi obat-obatan tertentu, perdarahan, penyakit jantung, diabetes, atau gangguan hormon tiroid.
gejala yang sering muncul pada penderita tekanan darah rendah meliputi pusing, lemas, cepat lelah, pandangan kabur, kehilangan keseimbangan, nadi yang terasa cepat dan lemah, serta dalam kasus yang parah, pingsan.
baca juga:benarkah minum kopi bisa menghilangkan rasa kantuk? 
tubuh juga bisa terasa dingin dan mengalami sesak napas.
penanganan hipotensi biasanya melibatkan peningkatan asupan cairan, konsumsi garam dalam jumlah yang wajar, rutin berolahraga, dan dalam beberapa kasus, penggunaan obat untuk meningkatkan tekanan darah.
jika tekanan darah rendah disertai dengan gejala syok, maka infus cairan atau transfusi darah mungkin diperlukan.
anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang mengandung hemoglobin (hb), yang bertanggung jawab untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
baca juga:ini makanan yang bisa tunda kepikunan hingga 13 tahun
kadar hemoglobin normal bervariasi tergantung pada usia dan jenis kelamin, dengan kadar normal sekitar 13 gram per desiliter pada pria dewasa dan 12 gram per desiliter pada wanita dewasa.
jika kadar hemoglobin di bawah batas normal, seseorang dapat didiagnosis menderita anemia.
gejala anemia sering kali mirip dengan tekanan darah rendah, seperti pusing, lemas, dan cepat lelah.
namun, anemia juga memiliki gejala khas seperti tampak pucat, sering mengantuk, serta detak jantung yang tidak teratur.
anemia umumnya terjadi akibat kekurangan hemoglobin yang bisa disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, vitamin b12, atau asam folat.
penyebab lainnya termasuk perdarahan, kehamilan, kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah, pecahnya sel darah merah dalam jumlah besar, kurangnya hormon eritropoetin, dan penyakit ginjal kronis.
penanganan anemia sangat bergantung pada penyebabnya. jika anemia disebabkan oleh kekurangan hormon eritropoetin, dokter mungkin akan memberikan suntikan eritropoetin.
jika disebabkan oleh kekurangan zat besi, asam folat, atau vitamin b12, dokter akan merekomendasikan peningkatan asupan nutrisi melalui makanan atau suplemen.
pada kasus anemia yang parah, transfusi sel darah merah mungkin diperlukan.
tekanan darah rendah dan anemia sering kali disalahartikan sebagai kondisi yang sama, padahal keduanya memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda.
memahami perbedaan antara hipotensi dan anemia sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif sesuai dengan kondisi masing-masing.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lebong, Jumat 20 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan