Peserta lalu dibagi menjadi persentil berdasarkan berapa menit berolahraga atau jumlah langkah yang diambil.
Tim menemukan bahwa mereka yang menghabiskan waktu paling banyak (sekitar 200 menit) untuk berolahraga atau mengambil langkah paling banyak (sekitar 8 ribu hingga 8.500 langkah) mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian hingga 40 persen dibandingkan dengan mereka yang berada pada persentil terendah (olahraga 9-12 menit atau 2.800 sampai 3 ribu langkah).
"Temuan ini menunjukkan pasien dapat memilih antara langkah atau tujuan yang ditentukan waktunya untuk menurunkan risiko kematian atau penyakit kardiovaskular," tulis para peneliti.
Peneliti menuturkan bahwa temuan ini dapat memungkinkan individu secara lebih fleksibel memilih metode olahraganya masing-masing, baik dengan durasi atau jumlah langkah. Metode ini juga bisa digunakan sebagai preferensi masing-masing sesuai kemampuan.