Beginilah Cara Para Ulama Menyambut Ramadhan

Kamis 07 Mar 2024 - 22:28 WIB

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - BULAN RAMADHAN merupakan anugerah agung dari Allah SWT kepada umat ini. Itulah sebabnya mereka yang mengetahui kenikmatan itu akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan amalan terbaik.

Para ulama salafush-shalih melakukan usaha yang sungguh-sungguh sejak jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba. Tujuannya tak lain agar bisa melaksanakan amalan ibadah secara maksimal di bulan suci.

Salah satunya dengan membuat perencanaan yang cukup matang dalam menyambut bulan mulia itu.

Setelah Ramadhan berlalu pun para ulama tetap melakukan usaha-usaha yang masih berhubungan dengan amalan Ramadhan. Bulan suci ini sungguh istimewa bagi para ulama.

Enam Bulan Persiapan

Tekad para ulama amat kuat agar mampu memanfaatkan bulan Ramadhan semaksimal mungkin. Hal itu tercermin dari persiapan yang telah mereka lakukan di masa-masa yang cukup lama sebelum Ramadhan tiba.

Baca Juga: Inilah Daftar Imam Ramadhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Tahun Ini

Sejak enam bulan sebelumnya, para ulama sudah berdoa agar disampaikan kepada Ramadhan. Kerinduan mereka untuk bisa berjumpa kembali dengan bulan suci, menggambarkan betapa Ramadhan itu bulan nikmat yang amat agung.

Disampaikan oleh al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, “Sebagian salaf berkata bahwa mereka berdoa selama enam bulan agar sampai pada bulan Ramadhan.” (Latha`if al-Ma’arif, hal 376).

2 Bulan Sebelum Ramadhan

Di samping terus bermunajat, di bulan-bulan yang sudah mendekati Ramadhan, para ulama sudah mulai melakukan berbagai amalan yang sesungguhnya amat erat hubungannya dengan Ramadhan.

Misalnya dua bulan sebelumnya, yakni pada Rajab dan Sya’ban, merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dengan bulan Ramadhan.

Abu Bakr al-Warraq al-Balkhi berkata, “Bulan Rajab adalah bulan menyemai, bulan Sya’ban bulan untuk menyiram semaian, sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan menuai tanaman.”

Pernyataan lain dari al-Balkhi, “Perumpamaan bulan Rajab semisal angin, sedangkan permisalan bulan Sya’ban seperti awan yang mengandung air, dan permisalan bulan Ramadhan seperti hujan.”

Ada pula sebagian ulama yang berkata, “Tahun itu bagaikan sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu bersemi, bulan Sya’ban adalah waktu bercabang, sedangkan bulan Ramadhan adalah waktu memetik. Dan orang Mukmin adalah pemetiknya.” (Latha`if al-Ma’arif, hal 234).

Kategori :