Ketahanan pangan menjadi pintu masuk untuk menciptakan stabilitas dan kemandirian desa.
"Dengan desa yang kuat pangan dan ekonominya, maka ketahanan sosial juga akan terbentuk. Ini adalah pendekatan yang holistik," tambah Indra.
Selain itu, melalui program ini, para penyuluh pertanian juga ikut dilibatkan untuk mendampingi petani dari tahap awal, mulai dari pengolahan lahan, pemilihan benih jagung hibrida unggul, hingga pemanenan.
Pemerintah daerah juga akan memberikan dukungan teknis dan akses distribusi hasil panen ke pasar lokal maupun antarwilayah.
Keikutsertaan Lebong dalam Lomba SaDeSaHe juga diharapkan menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat bertani di kalangan masyarakat pedesaan, terutama generasi muda.
Selama ini, sebagian wilayah pertanian di Lebong belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal potensinya sangat besar.
Indra menyebut, keberhasilan program ini bisa menjadi contoh bagaimana kolaborasi antarinstansi mampu memberikan solusi nyata terhadap tantangan ekonomi desa.
Jika berhasil, desa-desa peserta akan memiliki modal awal untuk terus mengembangkan pertanian jagung, bahkan membuka peluang agroindustri skala kecil ke depan.
"Kami ingin ini menjadi awal dari gerakan pertanian yang berkelanjutan. Jagung tidak hanya sekadar komoditas lomba, tapi bisa menjadi penyangga ekonomi keluarga dan komunitas di desa," tutup Indra.