BENGKULU.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu bersama Kepolisian Daerah (Polda) Bengkulu melakukan pemusnahan 5.287 lembar uang rupiah palsu yang ditemukan sejak tahun 2012.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjaga kepercayaan publik terhadap rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Kepala BI Perwakilan Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, menegaskan bahwa pemusnahan uang rupiah palsu bukan sekadar proses teknis, melainkan simbol komitmen menjaga stabilitas dan keaslian mata uang.
“Rupiah tidak hanya dilihat dari fisiknya, tetapi juga dari kepercayaan masyarakat. Pemusnahan ini merupakan bukti nyata komitmen kami menjaga kepercayaan tersebut,” jelas Wahyu.
Baca Juga: Korlu Imbau Petani Lebong Tengah Segera Bersihkan Lahan Jelang Musim Tanam 2025
Meski jumlah temuan uang palsu di Bengkulu terbilang sedikit dibandingkan provinsi lain, BI tetap mengingatkan agar masyarakat lebih waspada.
Potensi peredaran uang palsu tetap bisa merugikan, terutama masyarakat kecil yang kurang memahami ciri-ciri keaslian rupiah.
Selain menangani kasus uang palsu, BI Bengkulu juga rutin memberikan layanan penukaran uang lusuh, rusak, dan tidak layak edar.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat.
Proses pemusnahan uang rupiah palsu ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan No. 346.1/9/2025/Dirreskrimsus dan disaksikan langsung oleh perwakilan perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Aparat Penegak Hukum (APH).
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Bengkulu, Kombes Pol Aris Tri Yunarko, menjelaskan bahwa seluruh lembar rupiah palsu yang dimusnahkan berasal dari temuan perbankan dan BI Bengkulu.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Pengadilan Tinggi Bengkulu untuk memastikan pemusnahan ini sah secara hukum. Tujuannya agar tidak ada penyalahgunaan uang tidak asli,” tegas Aris.
Aris juga mendorong masyarakat maupun perbankan agar lebih aktif melaporkan dugaan peredaran uang palsu. Ia menambahkan bahwa hingga saat ini aparat belum menemukan pembuat maupun pengedar utama.
“Edukasi ciri-ciri rupiah asli harus terus digencarkan agar masyarakat tidak mudah tertipu,” ujarnya.
BI dan Polda Bengkulu mengingatkan masyarakat untuk selalu memeriksa keaslian rupiah menggunakan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).