RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Nama Evercoss sempat menggaung sebagai salah satu merek ponsel paling laris di Indonesia, bahkan sempat mencatatkan angka penjualan hingga 16 juta unit pada 2012.
Berbasis di bawah naungan PT Aris Indo Global, Evercoss yang awalnya dikenal sebagai Cross Mobile hadir untuk menjawab kebutuhan konsumen Indonesia akan ponsel murah dan berkualitas.
Didirikan pada 2008, perusahaan ini menyasar pasar menengah ke bawah—sebuah segmen yang kala itu belum banyak disentuh oleh merek global seperti Nokia, Samsung, atau Blackberry.
Produk-produknya seperti Cross A Series dan CB Series menjadi pilihan utama masyarakat.
BACA JUGA:Makin Canggih! DJI Mavic 4 Pro Usung Kamera Triple Lens dan Remote
Tak hanya menjual di kota besar, Evercoss memperluas distribusinya hingga pelosok desa, memperkuat jaringan layanan purna jual, dan melakukan rebranding pada 2013 agar lebih siap menembus pasar internasional.
Kesuksesan Evercoss mencapai puncaknya pada periode 2014–2016.
Perusahaan ini sempat menduduki posisi lima besar vendor smartphone terlaris di Indonesia.
Mereka bahkan membangun pabrik senilai Rp1 triliun di Semarang guna memperkuat rantai produksi dan mendukung regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
BACA JUGA:Galaxy S25 Edge! Tipis, Premium, tapi Lebih Mahal dari S25 Plus
Di saat produsen lain menawarkan ponsel dengan harga tinggi, Evercoss tetap kompetitif dengan smartphone berkisar harga terjangkau, salah satunya Evercoss One X yang sempat ludes terjual hanya dalam dua bulan.
Namun, kejayaan itu tidak bertahan lama. Masuknya produk-produk asal Tiongkok seperti Oppo, Vivo, Xiaomi, dan Realme yang menawarkan spesifikasi lebih tinggi dengan harga sebanding, mulai menggoyahkan dominasi Evercoss.
Di sisi internal, perusahaan juga menghadapi kendala regulasi, seperti sistem pemblokiran IMEI dan dampak pandemi COVID-19.
Sejak itu, Evercoss mulai mengalihkan fokus ke produk lain seperti laptop, perangkat TV digital, dan adaptor.
BACA JUGA: Oppo Reno 10 Pro 5G RAM 12GB dan Kamera Selfie 32MP