koranradarlebong.com--Toyota Innova hadir dalam dua pilihan mesin, yaitu bensin dan diesel, yang masing-masing menawarkan keunggulan tersendiri. Pemilihan varian ini sangat bergantung pada kebutuhan pengguna, baik dari sisi performa, efisiensi bahan bakar, hingga preferensi penggunaan sehari-hari.
Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan Toyota Innova bensin dan diesel, mulai dari performa, konsumsi bahan bakar, fitur, hingga harga jual kembali.
Sejarah Varian Mesin Bensin dan Diesel pada Toyota Innova
Sejak era Kijang Kapsul tahun 1997, Toyota sudah menghadirkan pilihan mesin bensin dan diesel pada lini MPV andalannya. Kedua varian ini diteruskan hingga ke generasi Toyota Kijang Innova dan kini menjadi bagian dari model Innova Reborn yang diperkenalkan sejak 2015.
BACA JUGA:Jangan Tergiur Harga! Hindari Beli Mobil Bekas Ini, Bisa Bikin Boncos
Pada awalnya, Toyota Innova Diesel diposisikan sebagai kompetitor langsung dari Isuzu Panther yang saat itu mendominasi pasar MPV bermesin diesel.
Namun, berkat pembaruan teknologi dan keandalan mesin Toyota, perlahan namun pasti Innova Diesel berhasil merebut pasar dan bahkan menggeser posisi Panther sebagai "raja diesel".
Perbedaan Eksterior Toyota Innova Bensin dan Diesel
Secara tampilan luar, sangat sulit membedakan Toyota Innova varian bensin dan diesel. Dimensi bodi, desain grill, dan bentuk lampu keduanya identik.
Namun, perbedaan mencolok hanya bisa dilihat dari emblem di bagian belakang kendaraan. Untuk Innova Diesel, terdapat emblem bertuliskan "2.4", sedangkan untuk versi bensin terdapat angka "2.0" yang menunjukkan kapasitas mesin masing-masing.
Performa Mesin: Diesel Lebih Bertenaga
Toyota Innova Diesel dibekali mesin 2GD-FTV 2.400 cc dengan teknologi Variable Nozzle Turbo (VNT) yang menghasilkan tenaga 145 dk dan torsi 367 Nm pada 1.200–2.600 rpm.
Mesin ini menawarkan performa yang tangguh, cocok untuk medan berat maupun perjalanan jauh, dan sangat hemat bahan bakar.
Sementara itu, Toyota Innova Bensin menggunakan mesin 1TR-FE 2.000 cc Dual VVT-i yang menghasilkan tenaga yang lebih kecil.
Meskipun respons gasnya lebih halus dan cocok untuk penggunaan dalam kota, konsumsi bahan bakarnya cenderung lebih boros dibandingkan varian diesel. Ini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi calon pembeli.