koranradarlebong.com-Kasus vaksin palsu yang sempat mencuat di Indonesia menjadi sorotan serius bagi dunia kesehatan.
Banyak orang tua merasa cemas karena sulit membedakan antara vaksin asli dan vaksin palsu.
Dalam kondisi seperti ini, edukasi mengenai ciri-ciri vaksin palsu, dampaknya bagi anak-anak, serta langkah penanganan yang tepat sangat penting dilakukan oleh masyarakat.
Apa Itu Vaksin Palsu?
BACA JUGA:Atasi Diabetes dan Obesitas dengan Mikroprotein, Begini Caranya!
Vaksin palsu adalah cairan yang diklaim sebagai vaksin, namun tidak mengandung komponen biologis aktif seperti bakteri atau virus yang dilemahkan.
Berdasarkan temuan para ahli, vaksin palsu seringkali hanya berisi campuran cairan infus dan antibiotik seperti gentamicin, yang tentunya tidak memberikan efek kekebalan terhadap penyakit.
Bahkan, dalam banyak kasus, vaksin palsu bisa menimbulkan infeksi serius karena proses pembuatannya yang tidak steril.
Ciri-ciri Anak yang Mendapat Vaksin Palsu
BACA JUGA:3 Obat untuk Redakan Nyeri Asam Urat yang Menyakitkan
Salah satu pertanyaan umum dari orang tua adalah bagaimana cara mengetahui apakah vaksin yang diberikan pada anak adalah palsu atau asli.
Vaksinolog menjelaskan bahwa demam setelah imunisasi memang wajar, karena itu adalah tanda tubuh sedang merespon vaksin. Namun, demam akibat vaksin asli biasanya bersifat ringan dan akan mereda dalam dua hari.
Sebaliknya, bila anak mendapatkan vaksin palsu, gejala yang muncul bisa lebih parah. Anak bisa mengalami demam tinggi yang disertai dengan peningkatan laju napas dan denyut nadi. Anak juga bisa tampak sangat lemah, bahkan hingga kehilangan kesadaran.
Kondisi tersebut merupakan indikasi infeksi berat yang sangat mungkin disebabkan oleh vaksin palsu yang tercemar bakteri atau virus dari lingkungan pembuatannya.
Dampak Jangka Pendek dan Panjang Vaksin Palsu