Ketegangan Memuncak, AS dan China Terjebak Dalam Bayang-Bayang Konflik

Kamis 01 May 2025 - 09:00 WIB
Reporter : Rendra Sutanto
Editor : Reni Apriani

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Ketegangan antara dua kekuatan besar dunia, Amerika Serikat dan China, kian memanas.

Setelah melalui babak panjang persaingan dagang dan politik, kini tanda-tanda konfrontasi militer terbuka mulai terlihat jelas.

Amerika Serikat secara terbuka memperkuat militernya di kawasan Asia Pasifik, termasuk Jepang, Korea Selatan, Guam, dan Filipina.

Berdasarkan data dari Global Firepower 2025, militer Amerika Serikat masih menjadi yang terkuat di dunia, mengalahkan Rusia dan China.

BACA JUGA:Sinyal Positif dari Trump, Perang Dagang AS-China Berakhir?

Dengan lebih dari 2,1 juta personel militer — termasuk 1,3 juta personel aktif dan hampir 800 ribu cadangan — AS memiliki sumber daya manusia dan teknologi tempur yang mumpuni.

Anggaran militernya bahkan mencapai hampir 1 triliun dolar AS pada 2024, setara 3,4% dari PDB-nya.

Amerika telah menempatkan sekitar 50.000 pasukan di Jepang, termasuk armada ke-7 di Yokosuka.

Di Korea Selatan, 30.000 tentara AS bersiaga lengkap dengan sistem rudal pertahanan.

BACA JUGA:Ekonomi Tiongkok Menguat di Tengah Perang Dagang dengan AS

Bahkan, di Filipina, Amerika mendapatkan akses ke sembilan pangkalan strategis dekat Laut China Selatan dan Taiwan.

Kehadiran ini diperkuat oleh latihan militer gabungan yang kerap disebut China sebagai provokasi dan pengepungan militer terselubung.

Namun di tengah kesiapan senjata dan teknologi canggih seperti F-22 Raptor dan B-21 Raider, AS dan China tetap menjaga jalur diplomasi terbuka.

Para analis memperingatkan bahwa kawasan ini kini menyerupai Eropa pada tahun 1914 — penuh senjata dan curiga.

BACA JUGA:Di Tengah Perang Dagang, Produk ‘Made in China’ Dijual di Toko Trump

Kategori :