RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengajak kader persyarikatan Muhammadiyah turun ke setiap pelosok desa di Indonesia. Hal ini dilakukan demi mewujudkan desa maju secara pendidikan dan berdaya saing secara ekonomi.
Kader Muhammadiyah diharapkan mampu berkolaborasi bersama pemerintah, dalam mengembangkan kebijakan publik yang adaptif dengan tetap berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa depan.
"Izinkan saya untuk menyampaikan bidang saya hari ini, yang ujungnya nanti apa yang bisa kita kolaborasikan antara Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dengan persyaratikatan Muhammadiyah," ungkap Mendes Yandri saat menjadi keynote speaker dalam agenda Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (21/12).
Lebih luas, Mendes Yandri menerangkan, terdapat beberapa peran yang dapat dilaksanakan kader Muhammadiyah, seperti menjembatani lahirnya komunikasi kebijakan publik.
BACA JUGA:Ini 9 Merek Motor Listrik dengan TKDN tertinggi
Tentu melalui survei dan riset yang langsung bersentuhan dengan masyarakat serta memberi solusi untuk masalah sosial di desa secara logis dan realistis.
Selain itu kata Mendes Yandri, turunnya kader militan Muhammadiyah ke desa ini pula, diharapkan transfer pengetahuan kebijakan publik dapat berkembang hingga menemukan formula yang tepat untuk diterapkan di tengah masyarakat sesuai karakter masing-masing desa.
"Di Jawa Tengah, ada tujuh ribu delapan ratus sembilan desa. Bayangkan saja pak, kalau kader Muhammadiyah masuk ke setiap desa di jawa tengah ini pak, berarti hampir delapan ribu muhammiyah bergerak di akar rumput pemerintahan paling bawah di jawa tengah," ungkap mantan Wakil Ketua MPR RI ini.
Mendes Yandri mencontohkan, salah satu Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) di Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang sukses melakukan ekspor Kendang Jembe dari kulit sapi ke China.
Mendes Yandri menilai kader Muhammadiyah punya kapasitas untuk memanfaatkan potensi besar itu sebagai bahan replikasi, dan menjadikan pola pendampingan yang sukses di desa tersebut sebagai role model untuk diterapkan ke desa-desa lainnya di Indonesia.
"Saya keliling di hampir empat puluh dua titik pak. Saya juga banyak menemukan desa-desa yang sangat maju, itu bisa kita contoh, bisa kita replikasi.
Seperti desa ngoran di Blitar, yang dulunya miskin, sekarang punya BUMDes yang berpenghasilan bersih senilai delapan belas miliar pertahun," jelas mantan Anggota DPR RI itu.
"Kader Muhammdiyah ini kan top-top. Bagus SDM dan di bidang pendidikannya. Jadi kalau bisa maksud saya nanti, saya akan membumikan atau memasifkan BUMDes ini di seluruh desa di Indonesia," pungkasnya.
Hadir mendampingi Mendes Yandri, Penasihat DWP Kemendes PDT, Ratu Rachmatu Zakiyah, Staf Khusus Menteri Khoirul Huda dan Zainudin Maliki.