Ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mengalami gangguan fungsi ginjal atau infeksi saluran kemih.
Namun, konsumsi petai tetap perlu dibatasi. Jika dikonsumsi berlebihan, petai dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, yang dapat berisiko pada kesehatan. Oleh karena itu, konsumsi petai dalam jumlah yang wajar sangat dianjurkan.
3. Penyebab Bau Khas
Aroma khas petai berasal dari senyawa sulfur seperti thiol dan trithiolane. Saat dicerna, senyawa ini dipecah menjadi zat volatil yang dikeluarkan melalui urine, keringat, dan napas.
Meski baunya kuat, banyak pecinta petai menganggap aroma ini sebagai ciri khas yang membuat petai semakin menarik.
Untuk mengurangi efek bau setelah makan petai, cobalah minum banyak air putih, makan buah seperti apel atau jeruk, atau mengunyah permen mint.
Tips sederhana ini dapat membantu menyegarkan napas setelah menikmati petai.
4. Bintang di Berbagai Masakan Tradisional
Petai sering digunakan dalam masakan tradisional Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hidangan seperti sambal goreng petai, nasi goreng petai, dan oseng-oseng petai dengan ikan teri menjadi favorit banyak orang.
Kombinasi rasa gurih, pedas, dan aroma khas petai menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Selain di Indonesia, petai juga populer di masakan Thailand dan Malaysia. Hidangan seperti petai dengan belacan atau Thai spicy petai salad menunjukkan bahwa petai memiliki daya tarik di kancah kuliner internasional.
5. Pohon Petai yang Unik
Petai berasal dari pohon besar bernama Parkia speciosa, yang dapat tumbuh hingga 20 meter. Buah petai tumbuh dalam polong panjang, dengan biji-biji hijau yang biasa kita konsumsi.
Selain menghasilkan petai, pohon ini juga bermanfaat bagi lingkungan karena membantu menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
Di beberapa daerah, kayu dari pohon petai juga dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau kerajinan tangan. Jadi, selain sebagai bahan makanan, pohon petai memberikan manfaat ekologis dan ekonomis.
Kesimpulan