Fenomena Doom Spending dan Dampaknya terhadap Generasi Muda

Selasa 01 Oct 2024 - 17:49 WIB
Reporter : Reni Apriani
Editor : Reni Apriani

Generasi Z dan milenial dianggap paling berisiko terpengaruh oleh doom spending. Beberapa faktor yang mempengaruhi fenomena ini antara lain:

Tekanan Sosial Media

Tekanan dari sosial media membuat generasi muda mudah terpapar informasi dan iklan yang memicu keinginan untuk belanja.

Kecenderungan untuk mengikuti tren dan gaya hidup orang lain dapat meningkatkan impulsifitas dalam berbelanja.

FOMO (Fear of Missing Out)

Rasa takut ketinggalan informasi atau momen menarik dari teman-teman di media sosial sering kali mendorong individu untuk berbelanja, meskipun mereka tidak benar-benar membutuhkan barang tersebut.

Hal ini menciptakan siklus belanja impulsif yang sulit untuk dihindari.

Kesehatan Mental

Kondisi kesehatan mental yang rentan juga berperan besar dalam doom spending. Stres akibat pekerjaan atau kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan individu mencari pelarian melalui belanja.

Literasi Keuangan yang Rendah

Tingkat literasi keuangan yang rendah di kalangan generasi muda juga mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengelola uang.

Ketidakpahaman mengenai perencanaan keuangan sering kali membuat mereka terjebak dalam pola belanja yang tidak sehat.

Pengaruh Internal dan Eksternal terhadap Doom Spending

Doom spending tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, seperti emosi dan stres, tetapi juga oleh pengaruh eksternal:

Pengaruh Internal

Perasaan cemas dan emosional dapat mendorong seseorang untuk melakukan pengeluaran sebagai cara untuk merasa lebih baik. Banyak orang menggunakan belanja sebagai bentuk pelarian dari masalah yang dihadapi.

Kategori :