Kasih sayang yang ditebarkan Nabi SAW bukanlah hanya ucapan semata,akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktekkan dan implementasikan dengan nyata.Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh mahluk ciptaan Tuhan.Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi SAW berlaku santun dan mengasihi.
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah.......
Tidakkah kita mengingat bagaimana dahulu Nabi SAW ketika hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya,namun ternyata di sana malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang lebih parah,hingga Nabi dilempari batu.
Kala itu,malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Nabi, apabila dibolehkan maka ia akan membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif,sehingga orang yang tinggal di sana akan mati semua.Namun apa sikap Nabi? Nabi berucap; andai saat ini mereka tidak menerima Islam,semoga anak cucu mereka adalah orang yang menyembah-MU ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu...
Dikisahkan juga dalam hadis riwayat Shahih Muslim, pada suatu hari,datang seorang sahabat berkata kepada Nabi,
”wahai Nabi! Do’akanlah keburukan atau laknat bagi orang-orang musyrik. Kemudian Nabi menjawab, “sungguh,aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat,akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!”.
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah.......
Diantara sifat mulia Rosululloh SAW yang perlu kita teladani juga adalah sifat pemaafnya.ingatlah kisah ketika Nabi SAW perang Uhud bersama kaum muslimin,kala itu pamannya,Hamzah bin Abdul Muthalib ikut berperang.di tengah peperangan,pamannya terbunuh oleh Wahsyi,seorang budak berkulit hitam.Wahsyi tidak hanyan membunuhnya dengan menghunuskan pedang begitu saja lalu selesai,namun ia juga mencabik-cabik isi perutnya.
Hal ini membuat Nabi sangat sedih,sakit hati dan marah.Bayangkan! Paman yang begitu dicintainya wafat dengan cara mengenaskan seperti itu. Akan tetapi,ketika Wahsyi menyatakan diri di hadapan Nabi untuk masuk Islam, Nabi pun memaafkannya,meski beliau tidak mau melihat wajah Wahsyi lagi sebab akan terus mengingatkannya kepada peristiwa terbunuhnya pamannya.
Mengenai sifat memaafkan, sungguh Allah telah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 199 ;
Bismillahirrohmaanirrohiim......
“Huzhil ‘afwa wa’ mur bil ‘urfi wa ‘a rid ‘anil jaa hiliin”
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf,serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah.......
Apabila kita menjadi pribadi yang memiliki sifat pemaaf,maka dapat kita rasakan lingkungan sosial di tengah-tengah masyarakat menjadi damai,tidak ada dendam yang terjadi di antara manusia. Itulah kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Maka dari itu,marilah.....di bulan Maulid yang baik ini,kita jadikan moment dan waktu yang tepat untuk meneladani dan mengamalkan akhlak dan budi luhur Rosulullah SAW, agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dan menjadi manusia yang dicintai oleh Allah SWT.aamiin ya robbal ‘alamiin.........
BAA ROKALLAHU LII WALAKUM FIL QUR’AANIL ‘AZHIIM, WANAFA ‘ANII WAIY YAKUM BIMAA FII HI MINAL AAYATI WAZHIKRIL HAKIIM, AQUULU QOWLII HAZHAA FASTAGHFIRULLOHAL ‘AZHIIM, IN NAHU HUWAL GHOFUURUR ROHIIM. (Cecep Kurniawan)