Siwak, Warisan Islam yang Terabaikan

--

Dengannya ia sanggup menjelajah ke rongga-rongga mulut yang paling sulit dan dalam sekalipun. Alhasil, siwak mampu membersihkan lebih bersih dan mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi sekaligus menghilangkan plak yang ada.

Selain itu siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. Sebab siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa.

Sebuah penelitian (Erwin dan Lewis/1989), juga menyebutkan jika pengguna siwak memiliki relativitas yang rendah dijangkiti kerusakan dan penyakit gigi meskipun mereka mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan karbohidrat.

Penelitian lain pernah diadakan dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak.

Hasilnya? Pasta gigi dengan campuran butiran bubuk siwak lebih sempurna bagi kesehatan gigi. Sebabnya tak lain karena butiran-butiran dipergunakan sebagai bahan membuat pasta gigi.

Di antara kandungan yang lain adalah adanya aroma alami tersebut mampu menjangkau lebih dalam dan sanggup mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih tersembunyi di sela-sela gigi.

Bahkan dengan berbagai penemuan tersebut, tak heran jika Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) berani merekomendasikan siwak sebagai sarana keseha yang patut diles tarikan dan disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat.

Hal ini juga menjadi garansi bagi banyak perusahaan-perusahaan raksasa di dunia untuk memasukkan campuran bubuk siwak ke dalam berbagai produk pasta gigi mereka.

Siwak dalam Keseharian

Sejatinya, bersiwak itu tak terikat dengan waktu-waktu tertentu. Kapanpun orang sah-sah saja melakukannya.

Namun meski demikian, ada beberapa waktu tertentu yang siwak dianjurkan untuk dipakai ketika itu. Di antaranya adalah, ketika baru bangun dari tidur.

Bahkan dalam riwayat disebutkan, Nabi meletakkan siwaknya di dekat kepalanya. Hingga setiap kali Nabi bangun, beliau langsung bersiwak.

Nabi juga biasa bersiwak menjelang wudhu atau ketika hendak shalat. Selain itu, bersiwak juga dianjurkan setiap ingin memasuki rumah atau ketika hendak membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya.

Sebagai penutup cukuplah ridha Allah sebagai motivasi seorang hamba dalam bersiwak. (*)

Tag
Share