Nilai 70
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menangis dalam pidatonya saat menyampaikan niat pengunduran dirinya.-Harian Disway-
Waktu mengucapkan pidato itu Lee berlinang air mata. Kekuasaan akhirnya harus ia lepas.
Bahkan, sebenarnya, akan dilakukan dua tahun lalu. Yakni tepat ketika ia berumur 70 tahun.
"Singapura tidak boleh dipimpin oleh orang yang umurnya sudah 70 tahun," kata Lee tiga tahun lalu.
Mendadak ada Covid. Ultah ke-70 Lee lewat begitu saja. Tanpa ada pergantian kekuasaan.
Tapi ada momentum ulang tahun ke-70 yang lain: PAP ultah ke-70 tahun ini.
"Saya pinjam ulang tahunmu," katanya di acara partai tahun lalu.
"Sekarang Covid sudah lewat. Singapura dalam keadaan baik. Rakyat hidup bahagia. Waktunya saya mundur," kata Lee waktu itu.
Baru minggu ini ia menetapkan tanggal pengunduran dirinya: 15 Mei bulan depan. Yakni enam bulan sebelum PAP ulang tahun ke 70. Di saat umur Lee sendiri 72 tahun.
Berarti pidato di acara partai tahun lalu itulah yang jadi peneguh sikapnya untuk mundur.
Waktu itu, sambil setengah menangis, pidato Lee sangat mengharukan. Juga membanggakan.
"Kami tetap mengenakan pakaian berwarna putih. Kami masih saling memanggil kawan. Kami masih merasa berkomitmen terhadap Singapura. Kami masih merasa terpanggil untuk mengabdi kepada rakyat kami. Dan kami masih memiliki tanggung jawab untuk menjaga negara kepulauan kecil ini tetap aman bagi generasi mendatang," katanya.
Saat suaranya tersendat haru, semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan sangat lama.
Dunia sepakat untuk memuji Singapura dalam penegakan hukum dan kebersihan yang ketat.
Lee Hsien Loong memang tegas mengatakan perlunya mengakhiri korupsi.
"Nilai-nilai dasar yang kami anutlah yang memungkinkan Singapura untuk tidak mundur dan tetap tegak di antara banyak negara di dunia. Tidak ada sistem yang sempurna, dan pemerintah akan melakukan segala upaya untuk menjaga kredibilitas sistem politik dan negara Singapura yang bersih dan efisien."