Hati Hitam

Catatan Dahlan Iskan -foto :disway.id-

Dua hari setelah tiba di Indonesia saya dapat kabar: cairan di perut Mas Olik dikeluarkan. Mas Olik merasa lebih enak –enaknya orang sakit.

Wajahnya tetap menghitam tapi dokter mengatakan tidak perlu dikhawatirkan. Infus albumin akan dilakukan sampai saatnya transplant tiba.

Memang itulah salah satu tanda penderita sirosis: wajah berubah lebih hitam. Dan tetap hitam saat meninggal karena sirosis. Itu pernah jadi isu negatif saat cendekiawan Muslim Dr Nurcholish Majid meninggal. Wajahnyi hitam. Lalu sebagian penentang Cak Nur melontarkan isu: Cak Nur meninggal dengan wajah hitam karena dilaknat oleh Tuhan. Cak Nur adalah tokoh utama gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia –perlunya sekularisasi dalam Islam.

Cak Nur sebenarnya sudah berhasil melakukan transplant. Di Guangzhou. Tapi gagal bertahan tidak lama setelah itu.

Di penantian itu Bu Lilik dan suami sudah kembali ke Beijing. Salah satu saudara Mas Olik juga datang. Mas Olik terus menelepon Roisul Abror untuk kembali menemaninya di Beijing. Tapi di Indonesia lagi musim kawinan. Abror sangat sibuk mengawinkan calon pengantin. Ia penghulu. Pegawai negeri. Tidak mudah ke luar negeri.

Dua minggu kemudian saya dapat kabar dari Janet: jadwal transplant sudah dekat. Saya pun bersiap kembali ke Beijing.

Tidak disangka izin dari Konsil Kedokteran pusat tidak jadi keluar hari itu. Saya paham. Beijing lagi punya hajat besar: parade militer terbesar dalam sejarahnya.

Saya pun harus cari kesibukan pengisi waktu. Saya pergi ke Changsha –dua jam naik pesawat ke arah selatan. Ibarat Jakarta-Medan. Sudah lama saya ingin melihat pusat penelitian padi hibrida yang terkenal itu: Long Ping. Yang dianggap penyelamat kelaparan di Tiongkok. Yang penemunya, Prof Yuan Long Ping, dinominasikan untuk mendapat Nobel Perdamaian. Ia akhirnya mendapat penghargaan tertinggi negara sebagai ilmuwan terpenting Tiongkok.

Saya lihat di TV: Presiden Prabowo ke Beijing. Untuk hadir di parade militer itu. Kerusuhan di Jakarta memang sudah reda. Malamnya Prabowo langsung kembali ke Jakarta.

Dua hari kemudian izin transplant pun turun. Sudah takdir saya harus lebih banyak makan serba kambing.(Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan