Tantangan dan Keuntungan Investasi Saham Syariah

Investasi Saham Syariah-tangkapan layar -
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Apalagi dalam hal keuangan ini, investasi saham syariah menjadi hal yang populer oleh banyak orang, karena menggunakan prinsip syariat Islam sehingga saham yang diperdagangkan tidak masuk dalam aktivitas yang dilarang agama seperti alkohol, maysir (perjudian), riba (bunga), gharar (ketidakpastian), rokok, dan produk terlarang lainnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa saham syariah yang legal, harus yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah.
Artinya, legal karena lolos seleksi kriteria dari Dewan Syariah Nasional (DSN) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
BACA JUGA:Alasan Mengapa Iced Americano Disukai Anak Muda Meski Rasanya Pahit
Ketika kita memilih berinvestasi saham syariah, berpeluang untuk meraih cuan, tanpa harus khawatir akan melanggar prinsip agama.
Terlebih lagi melakukan investasinya di bulan Ramadan ini, kita bisa mendapatkan keuntungan pahala berlipat ganda tatkala dilingkupi dengan niat baik, sehingga dapat menjadi amal jariyah yang membawa manfaat.
Dengan berinvestasi di saham syariah, membantu kita lebih hati-hati dan makin paham dengan prinsip ekonomi Islam, sehingga hal ini sekaligus meningkatkan literasi finansial kita dan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan ajaran agama.
Selain itu, berinvestasi saham syariah ini, bisa membantu kita terhindar dari hal-hal yang sifatnya spekulatif, atau seperti layaknya berjudi.
Pasalnya, umumnya risiko tidak se-tinggi saham perusahaan konvensional, dan saham syariah cenderung lebih stabil.
Sebagian besar, saham perusahaan yang tercatat dalam indeks saham syariah, kerap membagikan dividen kepada para pemegang saham secara rutin.
Di mana ada langkah untuk memulai sesuatu, tentu harus siap menghadapi segala tantangan yang ada di hadapan.
Begitu pula halnya dengan investasi saham syariah yang memiliki risiko fluktuasi harga yang dapat dipengaruhi misalnya kondisi ekonomi global, sentimen pasar, maupun kebijakan pemerintah.
Risiko likuiditas juga dapat terjadi ketika minat pembeli yang menurun.