Kementan Paparkan Program Andalan 2024 Melalui MSPP

Acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh.-Foto tangkapan layar - dokkementan-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - JAKARTA - Kementerian Pertanian terus berupaya menjaga ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan hingga nilai tambah serta daya saing industri sektor pertanian. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia bisa kembali swasembada pangan pada dua hingga tiga tahun ke depan. 

 Mentan mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus dalam memperkuat produksi berbagai komoditas strategis dalam satu tahun ke depan.

"Saya optimistis target tersebut dapat tercapai seperti yang pernah dilakukan Indonesia pada 2017 dan 2021,” ujarnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa saat ini ada beberapa bahan pangan yang masih impor.

Namun, pemerintah terus memikirkan agar Indonesia mampu menyediakan pangan sendiri dan memanfaatkan pangan lokal.

Baca Juga: Presiden Jokowi Hadiri Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK, Ini Sosok yang Menyambut

"Kalau ditanya bagaimana dukungan BPPSDMP terhadap ketahanan, kami dukung dari SDM-nya. SDM pertanian itu, ya, petani, praktisi pertanian, dan penyuluh pertanian," ujar Dedi.

"Kami genjot agar mereka terus berproduksi dan penyuluh harus tetap turun ke lapang, ke sawah dan ladang untuk mendampingi petani tingkatkan produksi. Produksi tidak boleh delay, tidak boleh tertahan apalagi terlambat,” imbuhnya.

Sementara itu pada acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 03, Jumat (19/1) di AOR BPPSDMP, menghadirkan narasumber Kepala Substansi Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Siti Haryati yang menjelaskan tentang tiga program tanaman pangan.

Program itu ialah Ketersediaan Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas, Nilai Tambah dan Daya Saing, serta Dukungan Manajemen, dengan kegiatan utamanya adalah peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai serta diversifikasi pangan lokal.

"Selain itu juga ada penguatan sistem dan manajemen penyediaan benih tanaman pangan, pengamanan produksi melalui pengendalian OPT dan penanganan kekeringan banjir serta pasca panen, hilirisasi, dan pengolahan hasil," tutur Siti.

Dia juga memaparkan tentang kondisi pangan dunia dan Indonesia saat ini. Ada sepuluh negara dalam kondisi kelaparan tingkat serius dan sebanyak 735 juta penduduk dunia kelaparan. Di Indonesia sekitar 7-16% masih rentan kelaparan.

Bahkan beberapa negara eskportir beras mulai menghentikan ekspor, di antaranya India, Rusia, Bangladesh, Pakistan, dan Kamboja.

"Untuk stok Bulog tersedia 1,38 juta ton, sehingga Indonesia direkomendasi impor 3,5 juta ton beras," kata Siti.

Tag
Share