Ramadhan Hemat, Mubazir Lewat!

Ramadhan Hemat.-foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - RAMADHAN di depan mata. Bulan yang mulia yang penuh dengan pahala ini banyak dinanti oleh umat Islam.

Dalam banyaknya keistimewaan di bulan ini,  penting bagi kita semua, memastikan tidak menyia-nyiakan waktu meraih pahala dan lebih berfokus pada ibadah.

Jika kita ingin mendapat berkah dan pahala di bulan yang mulia ini, maka kita tidak hanya perlu menjaga hubungan kita dengan Allah SWT, juga perlu memastikan hubungan kita dengan orang lain,  juga dengan lingkungan kita agar terjaga.

Ketiga dimensi silaturahmi ini perlu dijaga karena merupakan bagian dari tanggung jawab kita kepada Allah SWT. Ramadhan justru membuka peluang bagus untuk meningkatkan kualitas hubungan tiga dimensi ini.

Satu hal yang jelas, bulan Ramadhan merupakan bulan yang menekankan kehidupan bermasyarakat. Setelah adzan Magrib, umat Islam akan berbuka puasa bersama keluarga, sahabat, atau masyarakat setempat.

Buka puasa bersama mampu mempererat silaturahmi dan persaudaraan antar anggota keluarga dan masyarakat. Namun, yang pasti, kita perlu memastikan bahwa dalam urusan makanan, umat Islam harus menjadi contoh dan berkontribusi mencegah pencemaran lingkungan.

Sudah menjadi hal yang lumrah setiap bulan Ramadhan, ada sunah berbuka dan Iftar. Umumnya dalam dalam penyiapan makanan berbuka –khususnya dalam iftar berjamaah–  panitia akan melibatkan peralatan makan, wadah yang terbuat dari plastik dan styrofoam bersamaan dengan botol-botol plastik untuk minuman atau gelas sekali pakai.

Tetu saja, hal ini  menyebabkan pembuangan limbah meningkat. Selain sampah ini, juga akan ada sisa makanan yang tidak dimakan yang juga ikut terbuang.

Di sisi lain, salah satu hal yang paling berbeda dari hari biasanya di bulan Ramadhan adalah munculnya kedai-kedai makanan atau bazzar pinggir jalan yang menggoda selera. Ya, kita semua pasti pernah merasakan suasana ini.

Setiap Ramadhan kita dihibur dengan aneka hidangan makanan dan minuman yang warna-warni. Ya, setelah itu, kita tergoda ‘membeli’ banyak makanan, bahkan lebih banyak dari biasanya. 

Puasa yang maknanya harus menahan diri (baik dari makan, minum dan syahwat) sebaliknya justru menjadi ‘bulan belanja’.  Terkadang dalam kegembiraan menyambut bulan mulia ini kita lupa bahwa telah melakukan pemborosan.

Padahal Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan ini. Larangan tergadap sikap boros dan mubazir telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya;

    وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

     إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan