Perubahan Hakiki Pembebasan Baitul Maqdis

Pembebasan Baitul Maqdis .-Foto: net-

Bantuan kemanusiaan dan bantuan tenaga medis penting tapi sampai hari ini belum mampu menghentikan penjajahan oleh Zionis.

Di antara yang lebih penting lainya adalah pengiriman bantuan militer, yang ditujukan untuk mengusir para penjajah Zionis, tapi juga untuk melindungi umat Muslim di Palestina.  

Untuk menyelesaikan masalah ini, umat Islam perlu memahami hakikat dari hal-hal berikut:

Pertama, Tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim

Pada tahun ke-15 Hijriah, tanah Palestina dibebaskan oleh kaum Muslim di tangan pemimpin umat Islam saat itu, yaitu Khalifah Umar bin Khattab ra. dan menjadi bagian dari negeri Muslim.

Dengan demikian, persoalan Palestina ini adalah persoalan mutlak kaum Muslim seluruhnya, tidak hanya orang Palestina saja.

Kedua, pendudukan bangsa Zionis merupakan perampasan dan penjajahan, maka dari itu, tanah Palestina harus direbut kembali.  Maka jihad fii sabilillah dan militer salah satu solusi melenyapkan kedzaliman di muka bumi, termasuk adanya penjajahan Zionis.

Sayangnya, sampai hari ini umat Islam –khususnya negara berpenduduk Muslim atau pemerintah negara Muslim—belum bisa mewujudkannya.

Negara-negara Muslim sampai saat ini belum mampu mewujudkan itu dan mereka belum memahami bahwa ini adalah perintah Allah yang mana merupakan suatu kewajiban.

Bahkan sebagian negara Muslim –termasuk Indonesia— malah setuju pada solusi yang memberikan keleluasaan bagi Zionis untuk merampok tanah yang bukan milik mereka.

Ketiga, untuk mencapai itu semua adalah ilmu. Adalah Prof. Dr. Abd. Al-Fattah El-Awaisi, pendiri Islamic Jerussalem Research Academy (ISRA) Ankara, Turki, mengungkapkan  Teori Geopolitik “Lingkaran Barakah Baitul Maqdis”.

Menurupa pakar keturunan Palestina ini, dalam -Teori Lingkaran Barakah Baitul Maqdis– dalam Surat al-Isra’ ayat pertama disebutkan,  kawasan Baitul-Maqdis berada pada poros lingkaran pertama, kawasan Mesir dan Syam pada lingkaran kedua, serta kawasan Iraq, Turki, dan Hijaz pada lingkaran ketiga.

Bahwa Bumi Syam –salah satunya Suriah—dan Mesir, berpengaruh dalam pembebasan Baitul Maqdis.

Seorang cendekiawan berdarah Palestina, Dr Khalid el-Awaisi melakukan riset bertahun-tahun hingga lahir buku terobosan berjudul “Mapping Islamicjerusalem: a Rediscovery of Geographical Bounderies (2007)”.

Buku yang memenangkan penghargaan dari Islamic Research Academy di Inggris mengupas batas-batas geografis Baitul-Maqdis dan aspek relijius terkait, seperti geografi al-Ardh al-Mubarakah (Tanah Barakah) dan al-Ardh al-Muqaddasah (Tanah Suci). (Dr. Khalid el-Awaisi: “Kini Banyak Orang Islam Berhati Zionis”)

Tag
Share