Alfamart Tutup 400 Gerai, Bisnis Ritel Indonesia dalam Tekanan
Alfamart Tutup 400 Gerai, Bisnis Ritel Indonesia dalam Tekanan--Alfamart
Jakarta, RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Di tengah tantangan ekonomi, Alfamart mengumumkan akan menutup 400 gerainya pada 2024.
Langkah ini diambil akibat tingginya biaya operasional, terutama biaya sewa, yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan penjualan.
Meski demikian, Alfamart tetap optimistis dengan merencanakan pembukaan 1.200 gerai baru pada 2025, termasuk di Larantuka, sebagai bagian dari strategi ekspansi.
Hingga Juni 2024, Alfamart mengelola 19.638 gerai, yang terdiri dari gerai milik sendiri dan waralaba.
BACA JUGA:Makanan, Pendidikan, hingga Kesehatan Premium Akan Dikenai PPN 12% Mulai 2025
Penutupan ini menandakan tekanan besar pada sektor ritel modern di Indonesia.
Tidak hanya Alfamart, beberapa ritel besar seperti Matahari dan Ace Hardware juga menutup sejumlah gerai.
Pemerintah didesak memberikan insentif untuk mencegah dampak lebih besar, seperti PHK massal dan penurunan daya beli masyarakat.
Persaingan dengan e-commerce dan kenaikan biaya operasional menjadi tantangan utama yang harus dihadapi industri ritel.
BACA JUGA:Rp 60 Juta Bansos Sakit, Dewan Desak BKD Lebong Segera Cairkan
Sementara itu, mulai 1 Januari 2025, pemerintah akan menerapkan PPN 12% untuk transaksi menggunakan uang elektronik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69 Tahun 2022, pajak ini dikenakan pada biaya layanan transaksi, bukan pada saldo dompet digital.
Contohnya, biaya layanan Rp5.000 dari transaksi e-wallet akan dikenakan PPN sebesar Rp600.
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan penerimaan negara dan menciptakan kesetaraan perpajakan antara transaksi konvensional dan digital.