Lima Wasiat Malaikat Jibril

Oleh: Rian Monda Putra, Lc., MH. (Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Lebong)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Khatib berwasiat kepada kita semua supaya kita sama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah, karena satu-satunya jalan keselamatan dunia sampai kepada akhirat hanya dengan beriman dan bertaqwa kepada Allah. Sebagaimana firman Allah di dalam Al-Qur’an “dan tambahlah bekal kalian! karena sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Judul khutbah kita pada kesempatan yang mulia ini adalah Lima Wasiat Malaikat Jibril a.s.
Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Jibril ‘alaihissalam pernah datang kepadaku seraya berkata, ‘Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan menjadi mayit. Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya. Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia.’” (HR. Thabrani).

Ada lima pesan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw, yang tentunya juga untuk kita sebagai umat Nabi saw. Pesan pertama malaikat Jibril adalah:

يا محمدُ عِشْ ما شئتَ فإنك ميِّتٌ

‘Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan menjadi mayit.
Mau hidup seperti apa maumu silahkan, mau hidup dalam keadaan mengabdi kepada Allah silahkan, mau hidup mengabdi kepada harta silahkan, mau hidup hidup mengabdi kepada dunia silahkan, mau hidup mengabdi kepada jabatan dan kekuasaan silahkan. Tapi engkau harus ingat, fainnaka mayyitun! sampai masanya, waktunya engkau akan terbaring kaku tidak berdaya lagi.

Maka Nabi saw mengingatkan, hayataka qobla mautika, hidupmu sebelum matimu. Sungguh kematian itu akan dating menyertaimu. Sampai-sampai Allah memakai kata “yaqiin” dalam menyebut kata mati.

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).(Al-Hijr :99)

Apakah yakin itu? Apakah maksudnya yakin dalam Bahasa kita? Tidak, maksudnya al-yaqiin dalam Bahasa itu adalah kematian.

Kenapa Allah menyebutkan kematian itu dengan kata al-yaqiin?
Karena setiap orang yakin pasti akan mati, mulai dari raja sampai rakyat jelata, semua pasti akan mati.

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".(Al-jumu’ah : 8).

أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,”(An-Nisa’ :78).

Maka silahkan pilih kita hidup ingin seperti apa? Tapi satu hal yang harus kita camkan bahwa kita akan mati dan berada di bawah tanah itu lebih lama dari di atas tanah. Kita hidup di atas tanah itu paling 60-70 tahun.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur  umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah)

Tapi tinggal di dalam tanah bisa puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan ribuan dan jutaan tahun. Baginda Nabi saw hamba yang paling dicintai Allah, Allah hanya izinkan hidup 63 tahun di atas dunia. Sudah berapa lamakah nabi wafat? Sudah lebih dari seribu tahun.

Maka ingat! Hayataka qabla mautika. Tentukan kematianmu dengan kehidupanmu yang sekarang. Jika engkau hidup mengabdi kepada Allah, maka insyaallah kematianmu akan baik. Tapi jika hidupmu mengabdi kepada selain Allah, maka begitulah nanti bentuk kematianmu. Karena kematian seoranh ditentukan oleh kebiasaan.

Pesan malaikat Jibril yang kedua:

وأحبِبْ ما شئتَ ، فإنك مُفارِقُه

Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya.
Jika engkau ingin mencintai istrimu silahkan, ingin mencintai anak-anakmu silahkan, ingin mencintai hartamu silahkan, ingin mencintai pekerjaanmu silahkan, ingin mencintai tumpukan asetmu silahkan, tapi engkau harus ingat! Maka sesungguhnya engkau akan meninggalkannya!

Tak ada satupun yang kekal bersamamu, sebagaimana hadits Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)

Maka selagi hidup ini, jangan salah memberikan porsi cintamu, jangan salah engkau dalam membagi cintamu.
Kita tidak disuruh untuk membenci dunia, kita tidak disuruh untuk menjauhi dunia, tapi kita disuruh untuk tidak mencintai dunia lebih daripada akhirat.  Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ  أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.

“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”

Salah satu dari tiga hal tersebut adalah:

مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا

dia harus lebih mencintai Allah dan rasul-Nya daripada keduanya

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (Al-Munafiqun :9)

Maka cinta yang kekal itu hanyalah cinta kepada Allah dan Rasulullah. Adapun cinta-cinta yang lain pasti akan berpisah dengannya.

Pesan malaikat Jibril yang ketiga:

واعملْ ما شئتَ فإنك مَجزِيٌّ به

Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya

Mau berbuat baik silahkan, mau berbuat zalim silahkan, mau mengambil hak orang lain silahkan, mau meninju orang silahkan, mau menyikut orang silahkan, mau menghina orang silahkan, mau tendang orang sekalipun silahkan.  Namun engkau harus ingat! فإنك مَجزِيٌّ به
sesungguhnya engkau akan menuai balasannya!

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (az-Zalzalah : 7-8)

Mungkin dosa yang kita lakukan setahun yang lalu, sepuluh tahun yang lalu, 20 tahun yang lalu, mungkin kita lupa, tapi di catratan Allah sungguh tak satu titikpun hilang.

Maka Allah mengatakan di dalam Al-Qur’an, Ketika nanti di padang mahsyar dibagikan catatan amalnya, sampai dia terheran-heran,

...مَالِ هَٰذَا ٱلْكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا...

Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya (Al-Kahfi : 49)

Dia heran, dia lupa dulu dia pernah melakukannya. Begitulah keadaan orang-orang yang bersalah dihadapan Allah SWT. Tiba-tiba Ketika dibukakan kepadanya catatan amalan itu, tampak disitu, dia heran dia berucap “Kitab apakah ni?”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pesan malaikat Jibril yang keempat:

واعلمْ أنَّ شرَفَ المؤمنِ قيامُه بالَّليلِ

Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam
Ketika seorang hamba bangun pada sepertiga malamnya, lalu dia mengambil wudhu, maka tidak ada kemuliaan bagi seorang hamba yang menghabiskan malamnya tidur di atas kasurnya.

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ ٱلْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.(As-Sajadah :16).

وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَٰمًا

Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.(Al-Furqan : 64).

Ada orang yang menghabiskan malamnya dengan menonton bola, ada orang yang menghabiskan malam dengan segelas kopinya. Tapi orang yang beriman kepada Allah menghabiskan malamnya untuk Allah semata.  Rasulullah saw bersabda,

“Qiyamul lail adalah kebiasaan orang-orang sholeh”. Qiyamul lali adalah suatu tradisi yang melekat pada orang-orang sholeh sejak zaman dahulu sampai kemudian nanti.
Pesan Malaikat Jibril yang kelima :

، وعِزَّه استغناؤه عن الناسِ

dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia
sungguh engkau tidak akan pernah hina dihadapan si kaya selagi mana engkau tidak menaruh harapan kepadanya. Sungguh engkau tidak akan pernah hina dihadapan orang berpangkat jabatan kecuali engkau menjilat kepadanya.

Maka harapkanlah kepada Allah, jangan taruh harapanmu kepada manusia jika dirimu ingin mempunyai izzah atau kehormatan. Taruh harpaanmu kepada Allah, jangan taruh harapanmu kepada makhluk

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Al-Insyirah 7-8)

Itulah lima wasiat malaikat Jibril, Semoga bermanfaat apa yang khatib sampaikan, yang benar datang dari Allah, dan yang salah datang dari diri khatib sendiri. Kepada Allah khatib mohon ampun dan kepada hadirin khatib memohon maaf.

Barakallahu li walakum, wallahu a’lam bis shawab. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan