Curah Hujan Tinggi Rusak Tanaman Cabai, Petani Pilu
Cabai: Terlihat tanaman cabai petani di Kecamatan Lebong Tengah.-(carles/rl)-
LEBONG TENGAH - Tingginya curah hujan yang terjadi di Kabupaten Lebong, khususnya di Kecamatan Lebong Tengah, berdampak buruk terhadap petani cabai. Tanaman cabai di wilayah tersebut mengalami kerusakan parah akibat membusuk. Hal ini membuat para petani terus merugi.
Budi (30 tahun), seorang petani cabai di Lebong Tengah, mengungkapkan bahwa tanaman cabainya mengalami kerusakan akibat curah hujan yang tinggi selama sebulan terakhir. Hujan yang terus-menerus membuat tanah menjadi lembab, menyebabkan akar tanaman cabai membusuk, pertumbuhan terhambat, daun rusak, dan buah cabai rontok serta membusuk.
Baca Juga: Dirjen BPPW Bengkulu Tinjau Progres Pembangunan Pasar Purwodadi
"Tanah yang basah sepanjang hari membuat tanaman cabai rentan terhadap virus antraknosa. Virus ini menyebabkan buah cabai cepat membusuk, daun mengkerut, dan serangan ulat. Selain itu, harga cabai saat ini juga mengalami penurunan drastis dari Rp 70 ribu menjadi 40 ribu per kilo," ungkap Budi.
Budi menambahkan bahwa kondisi hujan terus menerus mengancam keberhasilan panen para petani cabai. Untuk menghindari kerugian lebih lanjut, para petani terpaksa melakukan panen lebih awal. Sayangnya, harga jual cabai turun tajam, mencapai Rp 40 ribu per kilo dari harga sebelumnya Rp 70 ribu per kilo.
"Penghujan ini jelas merugikan kami, para petani cabai. Kami berharap pemerintah dapat turun tangan untuk mengurangi kerugian ini, misalnya dengan memberikan pendampingan kepada petani agar hasil panen cabai dapat lebih berhasil," harap Budi. (arp)