Anak-Anak yang Mengerjakan Pekerjaan Rumah lebih Sukses saat Dewasa
--
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - APAKAH anak-anak Anda suka mengerjakan tugas-tugas di rumah? Membantu mencuci, mengepel, membersihkan kamar bahkan memasak?
Mantan dekan mahasiswa baru di Stanford University, Julie Lythcott-Haims mengatakan, jika ingin anak-anak sukses, maka tidak ada salahnya menerapkan aturan agar anak mengerjakan satu atau beberapa pekerjaan rumah.
Hal ini bisa membantu anak untuk hidup lebih mandiri dan terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga. Terutama saat tidak tinggal dengan orang tua.
“Kita semua membutuhkan bantuan untuk mengatasi tumpukan cucian dan piring yang menumpuk dan, untungnya, anak-anak yang mengerjakan tugas-tugas rumah tangga akan berhasil saat dewasa, kata Julie Lythcott-Haims.
“Anak-anak yang tumbuh dengan terbiasa melakukan tugas akan menjadi professional dan pengusaha yang lebih baik. Mereka bisa memiliki keterampilan untuk berkolaborasi dengan mitra atau rekan kerja, dan akan lebih berempati terhadap orang lain,” ungkap Julie dalam bukunya “How to Raise an Adult”.
Anak-anak yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan rumah akan memiliki terbiasa ‘menggantungkan diri’ pada orang lain yang bisa menyelesaikan tugasnya. Hal itu tentu membuat anak menjadi pemalas dan selalu berusaha terbebas dari pekerjaan.
Tidak menutup kemungkinan karena terbiasa mengandalkan orang lain, mereka mencari cara agar pekerjaannya bisa diselesaikan oleh orang lain. Entah itu dengan mempekerjakan seseorang dan membayarnya atau cara lain,” ujar Julie.
Menurut Julie, kecenderungan orang tua zaman sekarang terlalu melindungi dan mengarahkan anak-anak, yang menurutnya menghambat efikasi diri.
Lythcott-Haims percaya bahwa tugas-tugas rumah menanamkan pola pikir tertentu pada anak-anak: Pola pikir yang memberi tahu mereka hal-hal tertentu harus dilakukan, dan mereka harus menjadi orang-orang yang bekerja keras dan mengerjakannya.
Ia juga menyarankan agar orang tua memikirkan kembali dan memperluas definisi mereka tentang kesuksesan: Ini bukan hanya tentang masuk ke perguruan tinggi tertentu, memperoleh nilai ujian tertentu, atau mengambil jalur karier tertentu.
Temuan penelitian ini dapat menjadi katalisator untuk mendorong kita melihat keluarga kita sendiri dan memeriksa area-area yang dapat kita ubah cara berpikir kita.
Mereka menyarankan bahwa mungkin kita harus mengurangi fokus pada mendaftarkan anak-anak kita dalam setiap kegiatan, membantu mereka mempersiapkan diri untuk setiap ujian, menyingkirkan setiap hambatan dari jalan mereka dan sebaliknya membiarkan mereka sedikit mengotori tangan mereka.
Karena sesuatu yang sederhana seperti mengepel lantai dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada menghabiskan waktu satu jam ekstra untuk mengerjakan latihan matematika atau berlatih piano.
Tentu saja, ada keseimbangan yang harus ditemukan; kita ingin mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab sambil tetap membiarkan mereka menjadi anak-anak.
Dan, sejujurnya, terkadang meminta anak-anak untuk membantu pekerjaan rumah justru membuat Anda kesulitan menyelesaikan daftar tugas. Namun, saran ini patut dipertimbangkan. (net)