Mahalnya, Biaya Hidup di Jakarta

--

Serikat buruh menyoroti biaya hidup yang tidak sesuai dengan besaran upah minimum provinsi (UMP). Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan UMP yang tidak sesuai dengan biaya hidup ini dapat membuat banyak buruh menombok sebesar Rp 10 juta per bulannya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei biaya hidup (SBH) tahun 2022. Berdasarkan hasil tersebut, DKI Jakarta menjadi kota dengan biaya hidup paling tinggi yang mana nilai konsumsinya hampir menyentuh Rp 15 juta per bulan.

"Baru-baru ini BPS melansir biaya hidup DKI Jakarta adalah 15 juta per bulan. Bandingkan dengan nilai UMP ketika BPS melakukan survei biaya hidup tersebut di tahun 2023 ini UMP DKI Jakarta Rp 4,9 juta. Ini berarti ⅓ dari biaya hidup yang disurvei. Yang 70% dari mana buruh nomboknya?" kata Said Iqbal dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Jumat (15/12/2023).

Dia menambahkan, belum lagi dengan besaran upah ini sebagian besar buruh juga harus menghidupi kebutuhan untuk keluarga dan anak-anaknya. Hal ini juga terjadi di daerah sekitar Jakarta, seperti Bogor, Tangerang, Bekasi. Rata-rata UMP di daerah tersebut Rp 5,2 juta untuk tahun 2024.

Meskipun sudah ada kenaikan UMP, Iqbal menilai tetap tidak bisa memenuhi biaya hidup yang telah disurvei oleh BPS. Hal ini berarti buruh menombok sebesar Rp 10 juta per bulannya. Sayangnya, buruh tidak bisa mencari pekerjaan tambahan untuk menutupinya.

"Dari mana biaya Rp 10 juta itu? Sedangkan buruh tidak bisa mencari pendapatan sampingan dengan cara mengojek, dengan cara berjualan. Kenapa? Karena dari pagi sampai malam bekerja. Masuk jam 8 pagi, persiapan dari subuh, pulang dari kerja sekitar jam 5 sore, sampai rumah jam 7 malam. Tidak mungkin buruh itu mencari penghasilan tambahan," jelasnya.

Said Iqbal menyebut aksi buruh yang terus meluas akhir-akhir ini dipicu oleh biaya hidup yang tidak sesuai dengan kenaikan UMP. Untuk itu, dia bisa memahami alasan buruh masih melakukan aksi sampai sekarang.

"Itulah yang menjelaskan mengapa aksi buruh tidak berhenti, makin meluas, jadi saya bisa pahami sebagai Presiden Partai Buruh," lanjutnya. (*)

Tag
Share